Berwisata di Air Terjun Watu Ondo, Batu, Malang

Untuk mengisi liburan kemarin rencananya saya ingin berwisata ke pacet dengan beberapa teman, setelah ada kesepakatan akhirnya kami berangkat. Dalam perjalanan akhirnya kami terpisah oleh macet dan juga nyasar. Setelah sampai di pacet karena kurangnya komunikasi sejak awal saya mencari keberadaan teman2 yang tadinya berangkat bersama, setelah saya tanya sepintas teman saya bilang klo lagi di air terjun cangar, tanpa basa basi saya pun langsung meluncur berbekal bertanya di jalan akhirnya saya masuk di daerah hutan lindung seperti ada keraguan dalam benak ini, saya mencoba menghubungi melalui ponsel dan ternyata sudah loss sinyal, terpaksa dari pada kembali akhirnya saya lanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan yang menanjak curam dan di kelilingi pohon sekitar hampir dua jam akhirnya saya pun sampai di puncak yang ternyata adalah pemandian air panas cangar bukan air terjun, sedangkan air terjunnya adalah watu ondo, dari pada tidak dapat apa-apa akhirnya saya memutuskan untuk mencoba mengunjungi watu ondo dan ternyata masih sangat alami hamparan pohon-pohon yang ada di sana, dan itulah menjadi pengalaman yang tak terlupakan.


Di bawah ini adalah sekilas tentang air terjun watu ondo.

Coban Watu Ondo atau dengan nama lain Coban Kembar berada di dalam kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo di bawah lereng Gunung Welirang yang berbatasan antara Mojokerto dan kota Batu.

Nama Watu Ondo diambil karena sepanjang jalan turunan menuju sumber air terjun ini sudah berupa anak tangga yang terbuat dari susunan batu-batu. Atau juga disebut Coban Kembar karena di lokasi ini terdapat dua air terjun yang saling berhadapan namun dengan ketinggian yang berbeda. Disebelah kanan ketinggian air mencapai 15 m dengan karakteristik air terjun berundak dengan kemiringan sekitar 75 derajat, sedangkan di sebelah kiri mencapai ketinggian ± 69 m dengan karakteristrik air terjun yang langsung jatuh je bawah. Kedua air terjun ini berasal dari sumber mata air yang berbeda. Dan selanjutnya alirannya bertemu di satu telaga kecil dan cukup dangkal.

Pada air terjun sebelah kiri, tepat di bawah jatuhnya air tersedia sebuah kolam yang dapat digunakan untuk bermain air atau mandi. Sementara tepat diantara kedua air terjun terdapat dua buah goa, dimana warga menyebutnya sebagai Goa Jepang, konon di tempat ini di jaman perang kemerdekaan digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan persembunyian tentara jepang. Sayangnya kedua buah gua ini tertutup oleh rimbunnya rumput liar.

Sebenarnya masih ada objek yang menarik lagi terletak di bawah aliran Coban Kembar ini yang bernama Coban Teyeng (bahasa Jawa berarti berkarat). Coban ini katanya berundak-undak dan lebih hebohnya lagi, airnya berwarna kuning seperti air berkarat. Sayangnya, jalur kesana masih belum bisa ditempuh lewat jalur darat. Jalur kesana hanya bisa dengan menyisir sungai.







Lokasi

Terletak di Dusun sendi, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS:


Aksesbilitas

Berjarak 8 km dari ibukota kecamatan Pacet atau 3 km arah barat dari pintu masuk Pemandian Air Panas Cangar. Keberadaan objek wisata ini terletak di sebelah jalan yang menurun cukup tajam di dekat perbatasan wilayah Malang dan Mojokerto. Sekitar 200 m dari jalan raya Pacet - Mojokerto. Kondisi jalan menuju kesana sudah beraspal mulus dan dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat, akan tetapi dengan medan menanjak dan berkelak kelok.

Jika dari Obyek Wisata Air Panas Cangar arah kendaran ke arah barat hingga tiba di batas wilayah kabupaten Malang dan Mojokerto yang ditandai oleh dua jembatan baja yang membentang di atas dua lembah sungai. Sungai di bawah kedua jembatan inilah nantinya merupakan aliran sungai yang akhirnya jatuh menjadi Coban Kembar. Jembatan ini berada tepat tikungan jalan yang tajam dan menurun. Selanjutnya tak jauh dari situ sekitar 500 m, yang ditandai adanya papan petunjuk, akan ditemui jalan masuk menuju lokasi coban tersebut berada.

Selanjutnya dari areal parkir perjalanan diterusakan dengan berjalan kaki sekitar 200 m melewati jalan setapak menurun dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Oleh petugas jalan setapak ini sudah disusun dari tumpukan batu seperti tangga sehingga memudahkan pengunjung untuk mencapai coban. Tidak hanya itu, di tengah perjalanan menuruni tangga juga disediakan bangku dari kayu untuk pengunjung yang lelah ketika menaiki tangga dan ingin menikmati pemandangan coban dari tempat yang lebih tinggi.





Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 2500 per orang atau Rp 8000 (termasuk biaya parkir.

Fasilitas dan Akomodasi

Tersedia tempat parkir meskipun seadanya hanya menampung sekitar 20 kendaraan roda dua saja, bagi yang membawa kendaraan roda empat cukup menyulitkan. Minimnya papan petunjuk dan kurang jelas membuat sulit pengunjung datang ke lokasi ini.

Juga di areal tempat wisata ini tidak dijumpai penjual makanan/minuman. Jadi, sebaiknya mempersiapkan diri membawa perbekalan jikalu datang ke sini.





dari berbagai sumber

Comments