Tragis Pembunuhan Mahasiswi Universitas Budi Mulia Ade Sara di tangan Mantan dan Temannya sendiri

Lihat berita baru-baru ini miris rasanya Bagaimana tidak, Ade Sara (19) mahasiswi Universitas Bunda Mulya ini tewas di tangan teman dan juga mantan kekasihnya sendiri. Sara dianiaya di dalam mobil Kia Visto milik pelaku Hafiz di sebuah tempat di Gondangdia, Jakarta Pusat. Tak hanya dianiaya, korban juga disetrum oleh para pelaku.

"Ade Sara disetrum pelaku dengan microfon sekitar 10 cm. Setruman dapat membuat lemah atau pingsan," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di kantornya, Jumat (7/3).

Selain disetrum, lanjutnya, mulut Ade Sara disumpal oleh pelaku dengan koran. "Dalam satu sesi penganiayaan, mulut Ade Sara disumpal koran oleh pelaku Asifah," jelas Rikwanto.

Kedua pelaku dibekuk saat tengah berpura-pura melayat korban di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (6/3) kemarin.

Setelah diperiksa secara intensif, penyidik pun membawa keduanya untuk mencari tas milik korban.

"Penyidik membawa mereka, mencari tas milik Sara dibuang di jalan dan sebagian bisa ditemukan. Alat setrum dibuang dan ditemukan di Bekasi, dekat tempat tinggal pelaku, daerah Bantar Gebang," jelas Rikwanto.

Alat bukti yang disita, tambahnya, yakni mobil pelaku Hafiz sebagai alat angkut dan tempat penganiayaan, potongan koran, alat setrum, buku-buku juga tas milik korban yang dibuang di Tol dan di sebuah kali.

Polisi menjerat kedua pelaku yang merupakan sepasang kekasih ini dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. "Ancaman hukuman 12 tahun penjara," pungkasnya.

Sebenarnya urusannya sepele, Hafiz kesal karena Ade Sara tak mau dihubungi lagi.

Hafiz lalu mengajak Asifah (19), kekasih barunya membunuh Ade Sara. Cuma gara-gara takut Hafiz kembali pada Ade Sara, Asifah menurut. Dia memancing Ade Sara agar bisa ditemui Hafiz.

Kenapa hanya gara-gara masalah sepele ini remaja gampang membunuh?

"Ini mata rantai yang panjang. Usia 19 masuk pubertas, matang secara biologis, penuh gejolak, tetapi tak diimbangi kematangan emosional. Remaja kita tak diberi pendidikan untuk mematangkan emosi," kata Program Manajer Mitra Citra Remaja, Dian M Mardiana.

Dian menjelaskan karena tak mendapat pendidikan moral dari sekolah, keluarga dan lingkungan, maka remaja mencarinya lewat pergaulan. Salah satunya didapat dari sosial media.

"Media sosial itu bagus, bisa positif kalau digunakan dengan baik. Tapi lagi-lagi kan mereka tidak mendapat pendidikan yang baik soal penggunaan media sosial ini," katanya.

Kasus pembunuhan Ade Sara ini seperti fenomena gunung es di Indonesia. Banyak remaja bermasalah yang tidak ditangani pemerintah dengan baik. Tidak ada program konseling atau pengetahuan reproduksi bagi remaja. Padahal di negara Arab saja sudah ada. Di Indonesia masih ditabukan.

"Lihat program-program pemerintah, mana yang sesuai untuk remaja? Mereka berpikir ini sepertinya cocok untuk remaja, tapi gagal menjangkau remaja. Dana kepemudaan akhirnya hanya turun untuk organisasi kepemudaan yang berafiliasi politik," kritik Dian.

Bagaimana menyikapi hal seperti ini di kalangan remaja sekarang? Mungkin bagi orang yang labil akan emosinya akan menganggap hal biasa tapi sangat tidak manusiawi dan sangat bodoh menurut saya.

Inilah yang membuat pelajaran bagi kita dalam bergaul dengan orang lain, dan sepantasnya dia mendapatkan hukuman yang setimpal.

Merdeka.com

Berikut kronologinya. 

Kronologi kejadian

Masih sempat tersenyum tanpa rasa berduka sedikitpun.


Comments