🎁 Spesial buat pengunjung Idblogpacker, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Perjalanan Sebuah Gentong: Filosofi Jawa dalam Petualangan Seorang Backpacker

Di sebuah dusun kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang kakek tua yang bijak. Setiap pagi, ia duduk di beranda rumahnya, memandang gentong air yang retak di sudut halaman. Suatu hari, seorang backpacker muda bernama Danar singgah ke rumahnya.

"Kakek, kenapa gentong itu tidak diperbaiki atau dibuang? Lihat, airnya selalu tumpah," tanya Danar penasaran.

Sang kakek tersenyum. "Gentong ini mengajariku tentang urip. Kau mau mendengar ceritanya?"

Danar menganggap antusias. Ia tak menyangka, perjalanannya mencari destinasi eksotis justru akan membawanya pada pelajaran hidup yang dalam.


1. Gentong Retak dan Filosofi Nrimo Ing Pandum

Kakek mulai bercerita:

"Gentong ini retak, tapi justru karena retaknya, ia memberi kehidupan."

Setiap hari, air yang merembes dari retakan gentong menyuburkan tanah di sekitarnya. Tumbuhan kecil tumbuh subur, menarik kupu-kupu dan burung.

"Inilah nrimo ing pandum—menerima takdir dengan ikhlas. Kita mungkin tak sempurna, tapi justru 'retak' kita bisa memberi manfaat bagi sekitar."

Danar tercenung. Ia teringat betapa seringnya ia mengeluh tentang ransel yang terlalu berat atau kaki yang lecet. Padahal, perjalanan itu sendiri adalah hadiah.


2. Perjalanan ke Gunung Merapi: Memayu Hayuning Bawono

Esok harinya, Danar diajak kakek mendaki Gunung Merapi. Di tengah perjalanan, kakek memungut sampah plastik dan memasukkannya ke kantong.

"Kita harus memayu hayuning bawono—melestarikan keindahan dunia. Seorang traveler bukan hanya mengambil foto, tapi juga menjaga alam."

Danar pun teringat betapa sering ia abai membawa botol minum reusable. Sejak itu, ia berjanji akan lebih peduli pada lingkungan.


3. Malam di Pinggir Sawah: Sopo Nandur Bakal Ngunduh

Malam itu, mereka menginap di rumah petani. Sang petani bercerita tentang anaknya yang kini sukses di kota, berkat kerja keras menyelesaikan pendidikan.

"Inilah sopo nandur bakal ngunduh—siapa menanam, akan menuai. Perjalanan hidupmu adalah benih. Jika kau tanam kerja keras dan kebaikan, kau akan panen kebahagiaan."

Danar tersentuh. Ia sadar, petualangannya bukan hanya tentang jalan-jalan, tapi juga tentang menabung pengalaman untuk masa depan.


4. Air Terjun Grojogan Sewu: Ojo Dumeh

Di air terjun Grojogan Sewu, Danar bertemu seorang pendaki sombong yang meremehkan jalur pendakian. Tak lama, pria itu terpeleset karena tak hati-hati.

Kakek berbisik, "Ini ojo dumeh—jangan mentang-mentang. Jangan karena merasa kuat, lalu lupa bersikap rendah hati."

Danar tersenyum. Ia teringat saat ia pamer foto-foto perjalanannya di media sosial, seolah-olah dialah traveler terhebat. Kini ia sadar, kesombongan hanya akan membuatnya "terpeleset".


Sebelum berpisah, kakek memberi Danar gentong tanah liat kecil. "Bawa ini sebagai pengingat. Hidup itu seperti gentong: kadang retak, kadang penuh, tapi selalu punya cerita."

Danar pun melanjutkan perjalanan dengan hati baru. Ia tak lagi sekadar mengejar destinasi, tapi juga meresapi setiap pelajaran di jalan.


Dalam budaya Jawa, alam dan kehidupan adalah guru. Sebagai backpacker, kita bisa belajar:


  1. Nrimo Ing Pandum: Terima ketidaksempurnaan, nikmati proses.

  2. Memayu Hayuning Bawono: Jaga alam, jaga kebaikan.

  3. Sopo Nandur Bakal Ngunduh: Tabur kebaikan, panen kebahagiaan.

  4. Ojo Dumeh: Rendah hati, karena perjalanan adalah guru.

Jadi, traveler, seperti gentong sang kakek, biarkan "retak" hidupmu memberi arti bagi dunia.


"Lungguhmu neng endi, ngono jaga duniamu."
(Di mana pun kau berada, jagalah duniamu.)

Share:

"Langkah Kecil dari Pelosok" — Kisah Perjuangan yang Menembus Batas

Di balik pegunungan yang sunyi dan jalan tanah yang berliku, terdapat sebuah desa kecil bernama Wanoasri. Desa ini seperti tersembunyi dari dunia. Tidak ada sinyal internet yang stabil, tidak ada jalan besar, dan bahkan untuk ke kota terdekat, orang-orang harus berjalan kaki selama hampir dua jam sebelum bisa menumpang kendaraan. Tapi di sinilah seorang pemuda bernama Banyu dilahirkan dan tumbuh besar.

Banyu bukan anak dari keluarga berada. Ayahnya hanyalah petani kecil yang mengandalkan hujan untuk mengolah sawah, sementara ibunya menjahit pakaian tetangga untuk menambah uang belanja. Meski hidup serba pas-pasan, kedua orangtuanya selalu menanamkan satu hal: ilmu bisa mengubah nasib.

Sejak kecil, Banyu sudah menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Ia rela bangun jam 4 pagi setiap hari hanya untuk berjalan ke sekolah yang berjarak 7 kilometer. Tidak jarang ia harus menyeberangi sungai dengan jembatan bambu rapuh, atau melewati lereng curam saat musim hujan datang. Tapi baginya, semua itu sepadan demi bisa duduk di kelas, menulis, dan mendengar penjelasan guru.

Namun perjuangan Banyu tidak berhenti di sana. Ketika lulus SMP, ia harus berjuang lebih keras karena SMA hanya ada di kota kecamatan. Ia tidak menyerah. Ia mencari tumpangan setiap hari ke kota dan kadang-kadang harus berjalan kaki belasan kilometer jika tidak ada ojek. Ia belajar di perpustakaan umum karena tidak punya uang untuk membeli buku. Di malam hari, ia belajar dengan cahaya lilin, karena listrik di rumah hanya menyala beberapa jam saja.

Internet di Atas Pohon

Di tengah keterbatasan itu, Banyu menemukan dunia baru: internet. Ia mengetahui dari temannya bahwa ada kursus daring gratis tentang teknik sipil. Tapi sinyal hanya muncul di tempat tinggi. Maka setiap malam, ia memanjat pohon mangga besar di belakang rumah. Di atas dahan, ia membuka ponsel butut milik pamannya untuk mengikuti kursus. Ia jatuh beberapa kali. Ia digigit serangga. Tapi ia tetap naik setiap malam — karena di sana, mimpinya tinggal.

Tahun demi tahun, semangatnya membuahkan hasil. Ia diterima di sebuah universitas negeri lewat jalur beasiswa. Saat orang-orang kaget melihat anak desa masuk kampus bergengsi, Banyu hanya tersenyum. Mereka tidak tahu, setiap langkah kecil yang ia tempuh selama bertahun-tahun telah membentuk dirinya menjadi sosok yang kuat dan pantang menyerah.

Di kampus, Banyu tidak hanya belajar, tapi juga menginspirasi. Ia menjadi relawan pengajar, membuat proyek jembatan kecil di desa, bahkan akhirnya magang di perusahaan konstruksi besar. Namun satu hal yang tak pernah ia lupakan: ia berasal dari desa yang terlupakan.

Jembatan Harapan

Lima tahun setelah lulus, Banyu kembali ke desanya — bukan sebagai anak petani biasa, tapi sebagai insinyur yang membawa perubahan. Ia merancang dan membangun jembatan gantung permanen pertama di Wanoasri, menggantikan jembatan bambu rapuh yang selama ini membahayakan anak-anak desa. Ia juga membantu memperjuangkan akses internet desa dan menginisiasi perpustakaan mini dari donasi teman-temannya di kota.

Kini, anak-anak di Wanoasri tidak harus takut lagi menyeberang sungai. Mereka bisa belajar dengan lebih nyaman, dan yang terpenting, mereka tahu bahwa mimpi bukan hanya milik orang kota.


Pesan dari Banyu:

“Aku bukan anak ajaib. Aku hanya anak kampung yang tidak berhenti melangkah. Kalau kamu hari ini hidup dalam keterbatasan, jangan anggap itu kutukan. Jadikan itu alas untuk berdiri lebih kuat. Karena kadang, harapan yang paling besar justru lahir dari tempat yang paling sunyi.”

Share:

Explore Pulau Kerayaan Beccu: Petualangan Malam Penuh Bintang & Pasir Putih

Explore Pulau Kerayaan Beccu: Petualangan Malam Penuh Bintang & Pasir Putih

“Karena destinasi terbaik kadang butuh perjalanan yang enggak biasa.”

Hai sobat idblogpacker! Kali ini aku mau cerita tentang trip gokil dan gak terlupakan ke Pulau Kerayaan Beccu, salah satu surga tersembunyi di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Buat kamu yang suka pantai sepi, pasir putih, dan langit penuh bintang, kamu wajib baca cerita ini sampai habis. Karena kita literally jadi satu-satunya orang di pulau itu semalaman!


Start Perjalanan: Mantewe - Batulicin - Tanjung Serdang

Kita mulai start dari Mantewe jam 18.30, Setelah 2,5 jam perjalanan santai dan mampir-mampir, kita sampai di Pelabuhan Batulicin jam 21.00, dan langsung nyebrang naik ferry ke Pelabuhan Tanjung Serdang. Sampai sana sekitar jam 22.00.

Perjalanan belum kelar, bro… masih panjang belum ada separo.




Masuk Rute “Mistis” 😀: Jangan 100% Percaya Google Maps!

Dari Tanjung Serdang, lanjut ke arah Pelabuhan Sipatuo Tanjung Lalak. Nah, ini nih bagian seru sekaligus bikin tegang. Google Maps bener-bener gak bisa diandelin! Kalau kamu ngikutin Maps, siap-siap masuk jalur rusak yang bikin shockbreaker mobil nangis.

Tips penting:

  • Setelah lewat Kapolsek Pulau Laut Barat dan Tanjung Selayar, BELOK KIRI di jalan aspal.

  • JANGAN LURUS, karena itu jalan rusak parah.

  • Terus ikutin jalan aspal sampai ketemu patung kerbau gede.

  • Di patung kerbau, belok kanan dan kamu bakal sampai ke Dermaga Sipatuo jam 02.00 dini hari.




Pertigaan setelah Kapolsek Pulau Laut Barat


Naik Kapal ke Pulau Kerayaan Beccu

Dari Dermaga Sipatuo, kita naik kapal kecil yang udah dicarter. Perjalanan laut malam ini kerasa banget vibes-nya—ombak besar, langit gelap di terangi cerahnya cahaya bulan, cuma suara ombak dan kapal yang nyisir pelan dan terombang ambing. Sekitar 45 menit, akhirnya jam 03.00 kita sampai di Pulau Kerayaan Beccu.

Dan kamu tau apa yang paling epik?

Cuma kita yang ada di sana. Serius.




Camp Tengah Malam & Langit Penuh Bintang

Setelah sampai, kita langsung cari spot buat pasang tenda dan istirahat bentar. Sambil ngopi dan ngunyah bekal ringan, kita duduk di pasir putih liat langit.

Dari jam 04.00 sampai 05.00, langitnya bersih banget. Gak ada polusi cahaya, jadi kita bisa lihat bintang jatuh dan bahkan beberapa meteor putih yang melintas. Magis parah!






Sunrise & Main Air Sampai Gosong

Begitu matahari muncul, suasananya langsung berubah—jadi cerah dan tenang. Kita nikmatin pagi sambil main pasir putih, berenang, dan foto-foto buat stok Instagram sampe puas.

Jam 08.30 kita udah mulai cari tempat teduh karena matahari mulai garang. Tapi gak masalah, karena semuanya udah kebayar sama pemandangan yang gak bakal kamu dapetin di tempat wisata biasa.





Pulang Jam 15.00 & Hati Masih Ketinggalan di Pulau

Setelah puas santai dan makan siang seadanya, jam 15.00 kapal jemputan datang, dan kita balik ke darat. Perjalanan pulang rasanya lebih tenang, tapi juga berat karena jujur... hati kayak masih pengen di pulau.


Estimasi Biaya (8 Orang + 1 Bayi)

Buat kamu yang pengen nyoba trip ini juga, aku spill biaya totalnya biar kamu bisa siapin budget:

Kebutuhan

Biaya

Ferry PP Batulicin – Tanjung Serdang

Rp 567.000

Carter kapal dari Tanjung Lalak ke Pulau (perjalanan malam)

Rp 700.000

Total Utama

Rp 1.267.000

Catatan: Ini belum termasuk bensin mobil, makan, dan kebutuhan pribadi ya. Bawa bekal cukup, dan pastiin tenda, sleeping bag, serta alat masak portable dibawa.


Info Penting Buat yang Mau Ikutan

Kapal kita carter langsung dari paman yang super ramah dan sabar banget ngejelasin rute ke kita. Kalau kamu pengen coba trip ini juga, langsung aja hubungi beliau:

📞 0812-5318-2727


Kesimpulan: Wajib Coba Sekali Seumur Hidup!

Kalau kamu suka ekspkamurasi yang beda dari biasanya, trip ke Pulau Kerayaan Beccu ini cocok banget. Jalan malam, laut tenang, pulau sepi, langit bintang, dan pasir putih—all in one.

Dan yang paling penting, kamu bisa healing beneran tanpa gangguan sinyal matikan hp, kerjaan, atau keramaian. Cuma kamu, alam, dan ketenangan.

Jadi... kapan kamu mau berangkat?








Kalau kamu suka artikel ini, jangan lupa share ke temen kamu yang juga doyan petualangan. Siapa tahu next trip bisa bareng ramean!

#Explorelokal #PulauKerayaanBeccu #TripMalam #HiddenGemKalsel #PetualanganAsli #idblogpacker


Share:

Parade Kostum Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2023

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menggelar Festival Wisata Budaya Pasar Terapung pada tahun 2023 salah satunya adalah parade kostum dari berbagai daerah.


Penampilan dari delegasi empat negara sahabat pada pembukaan Festival Budaya Pasar Terapung di Siring 0 Km Banjarmasin, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang berkunjung.


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalsel sengaja mendatangkan tamu mancanegara diantaranya Romania, Korea Selatan, Turki, dan Taiwan untuk mempromosikan potensi pariwisata dan budaya yang ada di Banua.


Pada Momen ini dimanfaatkan untuk mengenalkan Geopark Meratus kepada negara sahabat yang saat ini didaftarkan untuk masuk ke dalam jajaran UNESCO Global Geopark (UGG).

Share:

Kastel D'Legenda Banjarbaru: Destinasi Wisata Hits di Kalimantan Selatan


Sekilas tentang Kastel D'Legenda

Kastel D'Legenda Banjarbaru adalah kompleks wisata dan taman bermain yang terletak di dataran tinggi Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dikelilingi pemandangan hijau nan asri, tempat ini mengusung konsep istana bangsawan dengan sentuhan kearifan lokal, menciptakan suasana bak negeri dongeng. Gerbang utama berupa benteng megah sekaligus loket tiket, sementara di dalamnya terdapat bangunan kastel warna-warni yang Instagramable. Pengunjung bebas menjelajahi setiap sudut dan berfoto di spot-spot menarik.

Lokasi, Jam Operasional, dan Harga Tiket

  • Lokasi: Dusun Sungai Abit, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
  • Jam Operasional: Setiap hari pukul 08.30–17.30 WITA (akhir pekan mulai pukul 08.00 WITA).
  • Harga Tiket Masuk: Anak-anak Rp10.000, dewasa Rp20.000.

Rute Menuju Kastel D'Legenda

Lokasi Kastel D'Legenda mudah diakses menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, atau mobil sewa. Berikut rute yang bisa ditempuh:

  • Dari Bandara Syamsudin Noor: Keluar bandara, ikuti Jalan Andil Gotong Royong–Jalan Karang Anyar–Jalan Bina Putra–Jalan Soeratno–Jalan Ahmad Yani–Jalan Karang Rejo–Jalan Trikora–Kelurahan Cempaka–tiba di Kastel D'Legenda. Jarak sekitar 25,3 km dengan waktu tempuh 45–60 menit, tergantung lalu lintas.
  • Dari Pusat Kota Banjarmasin: Dari Alun-alun Banjarmasin, ikuti Jalan H. Djok Mentaya–Jalan Dahlia–Jalan Teluk Tiram Darat–Jalan Ampera Raya–Jalan Banyiur Luar–Jalan Gubernur Soebardjo–Jalan Ahmad Yani–Jalan Karang Rejo–Jalan Palam Raya–Jalan Taruna–Jalan Mistar Cokrokusumo–Kelurahan Cempaka–tiba di Kastel D'Legenda. Jarak sekitar 53,3 km dengan waktu tempuh 1,5–2 jam, tergantung lalu lintas.

Aktivitas Seru di Kastel D'Legenda







Kastel D'Legenda menawarkan berbagai aktivitas menarik untuk semua usia:

  • Jelajahi Area Tematik: Kunjungi Rumah Cowboy, Indian Camp, Rumah Penyihir, Rumah Belanda, Balon Udara, dan Rumah Kastel untuk berfoto di spot unik.
  • Wahana Seru: Coba Water Ball, Kids Playground, Virtual Reality, Mini Waterpark, atau Photobooth 360 Derajat yang cocok untuk anak-anak dan keluarga.
  • Berkeliling dengan Nyaman: Sewa sepeda listrik, skuter listrik, motor ATV, atau buggy car untuk menjelajahi area tanpa lelah.

Fasilitas yang Tersedia

Kastel D'Legenda dilengkapi fasilitas lengkap untuk kenyamanan pengunjung:

  • Parkir Luas: Menampung sepeda motor, mobil, elf, hingga bus wisata.
  • Kuliner: Terdapat restoran, kafe, dan toko makanan-minuman.
  • Fasilitas Umum: Musala, toilet, dan gazebo untuk istirahat.

Tips Liburan ke Kastel D'Legenda

Agar liburan lebih menyenangkan, perhatikan tips berikut:

  • Pastikan kondisi fisik sehat dan sudah vaksin Covid-19 minimal dosis kedua.
  • Gunakan masker saat ramai untuk keamanan.
  • Kenakan pakaian dan alas kaki nyaman, serta bawa topi atau payung untuk melindungi dari panas.
  • Coba kenakan kostum tematik seperti cowboy untuk pengalaman seru.
  • Jaga barang pribadi, patuhi peraturan, dan bantu menjaga kebersihan lingkungan.

Kastel D'Legenda Banjarbaru adalah destinasi wisata ideal untuk keluarga yang menggabungkan keindahan alam, arsitektur unik, dan wahana seru. Dengan harga tiket terjangkau dan fasilitas lengkap, tempat ini wajib masuk daftar liburan Anda di Kalimantan Selatan. Yuk, rencanakan kunjunganmu sekarang!


Share:

Danau Tamiyang: Pesona Wisata Alam di Kabupaten Banjar

Sekilas tentang Danau Tamiyang

Danau Tamiyang, yang diresmikan pada 2018, adalah destinasi wisata alam di Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Lokasinya dikelilingi pemandangan danau yang jernih dengan latar pegunungan yang hijau, bikin suasana adem dan tenang. Cocok banget buat kamu yang pengin kabur sejenak dari hiruk-pikuk kota. Tempat ini nggak cuma indah, tapi juga ramah di kantong—tiket masuknya cuma Rp5.000 per orang!

Lokasi dan Akses

Danau Tamiyang terletak sekitar 30 km dari pusat Kota Banjarbaru atau 50 km dari Banjarmasin. Kamu bisa sampai ke sini pakai motor atau mobil, baik pribadi maupun sewa. Jalannya cukup mudah diakses, meski beberapa ruas mungkin agak sempit, jadi hati-hati ya kalau bawa kendaraan besar. Dari Banjarmasin, kamu bisa lewat Jalan A. Yani, terus ke arah Karang Intan, lalu ikuti petunjuk ke Desa Mandikapau Barat. Perjalanan memakan waktu sekitar 1–1,5 jam, tergantung kondisi jalan. Parkirannya luas banget, muat buat mobil, motor, bahkan bus wisata!

Daya Tarik Danau Tamiyang

Danau Tamiyang punya pemandangan yang bikin jatuh cinta. Air danaunya jernih, dikelilingi pepohonan hijau dan bukit-bukit di kejauhan—sempurna buat refreshing. Buat pecinta foto, tempat ini surga banget! Banyak spot Instagramable, mulai dari pinggir danau, jembatan kayu, sampai latar pegunungan. Jangan lupa abadikan momenmu dan unggah ke medsos, dijamin like-nya membeludak!

Selain pemandangan, ada banyak aktivitas seru di sini:

  • Bersantai di Pendopo: Ada 8 pendopo yang bisa dipakai buat piknik bareng keluarga atau temen. Cocok buat selonjoran sambil nikmatin bekal.
  • Wahana Anak: Anak-anak pasti happy main di ayunan, jungkat-jungkit, atau mandi bola. Ada juga sepeda air buat seru-seruan di danau.
  • Berenang dan Mancing: Anak-anak lokal sering berenang di pinggir danau atau nyari ikan kecil-kecil. Kalau bawa anak, awasi baik-baik ya, karena danaunya cukup dalam di beberapa bagian.
  • Piknik dan Barbecue: Banyak pengunjung bawa tikar buat piknik atau alat grill buat barbecue di area sekitar pendopo. Suasananya asyik banget buat bonding sama keluarga.

Fasilitas yang Tersedia

Danau Tamiyang dilengkapi fasilitas yang bikin liburan nyaman:

  • Parkir Luas: Muat banyak kendaraan, dari motor sampai bus.
  • Pendopo: 8 gazebo buat istirahat atau makan bareng.
  • Area Bermain Anak: Lengkap dengan ayunan, jungkat-jungkit, dan mandi bola.
  • Sewa Sepeda Air: Biar liburan makin seru di tengah danau.
  • Warung Makan: Ada beberapa warung kecil yang jual makanan dan minuman ringan, jadi nggak perlu khawatir kelaparan.
  • Toilet dan Musala: Tersedia, meski mungkin sederhana, jadi bawa tisu basah atau kebutuhan pribadi ya.

Tips Liburan ke Danau Tamiyang

Biar liburanmu ke Danau Tamiyang makin asyik, catat tips berikut:

  • Datang Pagi: Pagi hari suasananya sejuk, cocok buat foto-foto dan nikmatin pemandangan tanpa kepanasan.
  • Bawa Bekal: Meski ada warung, bawa makanan dan minuman sendiri biar lebih hemat dan sesuai selera.
  • Pakai Pakaian Nyaman: Kenakan sepatu atau sandal yang enak buat jalan, topi, dan sunscreen, karena area danaunya cukup terbuka.
  • Awasi Anak-anak: Kalau bawa anak, jangan biarkan mereka berenang tanpa pengawasan, apalagi di bagian danau yang dalam.
  • Jaga Kebersihan: Bawa kantong sampah sendiri dan pastikan nggak ninggalin sampah di lokasi.
  • Cek Cuaca: Kalau musim hujan, bawa payung atau jas hujan, karena area terbuka rawan basah. Banjir juga kadang melanda Kabupaten Banjar, jadi pastikan cek kondisi terkini sebelum berangkat.

Info Tambahan

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Danau Tamiyang juga sering jadi lokasi acara komunitas lokal, seperti lomba mancing atau kemping keluarga. Kalau kamu suka kegiatan outdoor, coba cari info event di akun media sosial resmi tempat ini atau komunitas wisata Kalsel. Oh ya, karena Kabupaten Banjar rentan banjir di musim hujan (seperti dilaporkan di beberapa berita), pastikan kamu cek kondisi cuaca dan akses jalan sebelum berangkat. Musim kemarau (sekitar April–Oktober) biasanya waktu terbaik buat berkunjung.




Danau Tamiyang adalah destinasi wisata alam yang wajib masuk list liburanmu di Kabupaten Banjar. Dengan tiket masuk cuma Rp5.000, pemandangan ciamik, dan fasilitas yang ramah keluarga, tempat ini cocok buat liburan santai bareng temen atau keluarga. Jadi, kapan nih rencana main ke Danau Tamiyang? Ajak gengmu dan nikmati pesona alam Kalimantan Selatan!

Share:

Santerra De Laponte, Wisata Taman Bunga Batu Malang


Yo, bro, kalau lagi jalan-jalan ke Malang, jangan lupa mampir ke Santerra De Laponte! Tempat ini bener-bener vibes kota wisata Malang yang nggak cuma soal pemandangan cakep, tapi juga spot foto yang bikin feed Instagrammu kece abis. Bayangin, taman bunga warna-warni seluas mata memandang, ditambah replika bangunan ala Korea, Jepang, sampe Eropa. Mau foto ala drakor atau gaya-gaya di Amsterdam? Bisa banget! Yuk, kita bedah lebih lanjut soal tempat hits ini, plus info tambahan biar liburanmu makin oke.

Apa Itu Santerra De Laponte?

Santerra De Laponte adalah taman bunga kekinian di Malang yang dibuka sejak 2019. Luasnya sekitar 4 hektar, dan meskipun tergolong baru, tempat ini udah jadi magnet buat pecinta foto dan wisata keluarga. Nggak cuma bunga, di sini juga ada wahana seru, spot foto estetik, sampe tempat buat belajar tentang tanaman. Cocok banget buat yang suka eksplorasi atau cuma pengen santai sambil nikmatin suasana.

Harga Tiket dan Jam Buka

Harga tiket masuk Santerra De Laponte tergolong ramah di kantong, bro! Berdasarkan info dari Instagram resmi @florawisata.santera (diupdate per 21 November 2023), ini detailnya:

  • Tiket Reguler:
    • Weekday (Senin-Jumat): Rp30.000
    • Weekend (Sabtu-Minggu): Rp35.000
  • Tiket Terusan (udah termasuk beberapa wahana):
    • Weekday: Rp70.000
    • Weekend: Rp85.000

Dengan tiket ini, kamu udah bisa akses fasilitas seperti mushola, toilet, area parkir, food court, tempat santai, sampe kafe. Tapi, kalau mau nyobain wahana tertentu atau sewa kostum, siapin budget tambahan ya.

Jam buka:

  • Senin-Jumat: 08.00–17.00 WIB
  • Sabtu-Minggu & libur nasional: 08.00–17.30 WIB

Pro tip: Datang pas weekday biar nggak terlalu rame, jadi foto-fotomu lebih leluasa tanpa banyak kepala nyelonong di frame, hehe.

Daya Tarik Santerra De Laponte

Apa sih yang bikin Santerra ini spesial? Banyak, bro! Ini dia highlight-nya:

1. Taman Bunga yang Bikin Mata Melek

Santerra punya lebih dari 700 jenis bunga yang ditata apik banget. Warna-warni bunga ini bikin spot foto kamu auto estetik. Selain buat selfie, taman ini juga edukatif, lho. Kamu bisa belajar tentang jenis-jenis bunga, bahkan bawa pulang tanaman sebagai oleh-oleh dari toko bunga di sana. Cocok buat yang hobi berkebun atau cuma pengen bawa kenang-kenangan cantik.

2. Spot Foto Ala Luar Negeri

Pengen foto ala-ala di luar negeri tanpa harus keluar duit banyak? Santerra punya replika bangunan yang bikin kamu serasa jalan-jalan ke Eropa, Korea, atau Jepang. Ada Little Korea, Little Amsterdam, Glass Bridge, Merci Barn, sampe Rainbow Cone. Bangunannya dibuat mirip banget, bro, lengkap dengan detail warna-warni yang ciamik. Mau lebih kece? Kamu bisa sewa Hanbok (baju tradisional Korea) buat foto ala drakor. Berdasarkan info dari web resminya, spot-spot ini dirancang biar Instagramable banget!

3. Wahana Seru untuk Semua Umur

Nggak cuma soal foto, Santerra juga punya wahana permainan yang bikin liburanmu nggak monoton. Dari yang santai sampai yang bikin jantungan, ada semua! Ini daftar wahananya beserta harganya (sumber: Instagram @florawisata.santera):

  • Rainbow Slide: Rp20.000
  • House of Terror: Rp25.000
  • Virtual Reality: Rp20.000
  • Scooter Listrik: Rp20.000
  • Mobil Golf: Rp25.000
  • Cinema 7D: Rp25.000
  • Perahu Putar: Rp20.000
  • Mini Outbound: Rp20.000
  • Ontang-Anting: Rp25.000
  • Trampolin: Rp20.000
  • Istana Balon: Rp20.000
  • Robot Electric: Rp25.000
  • Komedi Putar: Rp25.000
  • Bombom Car: Rp25.000
  • Mini Flying Fox: Rp20.000

Ada wahana buat anak-anak, tapi ada juga yang bikin orang dewasa ketagihan. Jadi, cocok buat liburan bareng keluarga, temen, atau pacar.

Lokasi dan Cara Menuju Santerra De Laponte

Santerra De Laponte ada di Jalan Raya Madya, Jurang Rejo, Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 25 km dari pusat kota Malang, atau kira-kira 50-55 menit naik mobil. Kalau dari Kota Batu, lebih deket lagi, cuma sekitar 30 menit.

Rute gampang:

  1. Dari Malang, ambil jalan ke arah Kota Batu via Jalan Cengkeh.
  2. Terus lurus sampai masuk kawasan wisata Batu.
  3. Pas ketemu pertigaan besar, cek papan petunjuk arah ke Pujon.
  4. Ikutin jalan lurus sampai nemu Santerra di sisi jalan.

Kalau bawa motor atau mobil, parkirannya luas kok. Tapi kalau nggak mau ribet, banyak travel agent di Malang yang nawarin paket wisata ke Santerra, biasanya sekalian bareng destinasi lain seperti Coban Rondo atau Jatim Park.

Info Tambahan dari Sumber Lain

Berdasarkan info dari berbagai sumber online, seperti situs wisata dan ulasan di X, Santerra De Laponte juga punya event musiman, lho. Misalnya, selama musim libur Lebaran atau tahun baru, mereka suka ngadain festival bunga atau acara khusus dengan dekorasi tematik. Beberapa pengunjung di X bilang tempat ini ramah anak, tapi ada saran buat bawa topi atau payung karena areanya cukup terbuka dan panas pas siang hari. Oh ya, food court-nya juga punya menu lokal yang murah meriah, kayak bakso, mie, sampe jajanan ringan.

Kalau kamu suka wisata malam, sayangnya Santerra belum buka sampai malam. Tapi, menurut beberapa review, pemandangan sore hari di sini cakep banget pas matahari terbenam, apalagi buat foto siluet di taman bunga.

Tips Liburan ke Santerra

  • Datang pagi: Biar dapat spot foto sepi dan cuaca masih sejuk.
  • Bawa kamera atau HP full charge: Spot foto di sini bikin kamu nggak bisa berhenti jepret!
  • Siapin budget ekstra: Buat wahana, sewa kostum, atau beli bunga.
  • Cek cuaca: Karena lokasinya di dataran tinggi, kadang kabut atau hujan bisa datang tiba-tiba.
  • Bawa alas kaki nyaman: Areanya luas, jadi siap-siap jalan kaki banyak.

Jadi, kapan nih rencana ke Santerra De Laponte? Tempat ini bener-bener paket lengkap buat yang suka foto, main wahana, atau cuma pengen nyantai sambil nikmatin bunga-bunga cantik. Kalau ada pertanyaan lain, spill aja, bro!









Share: