Halo guys kali ini Idblogpacker akan mengajak jalan-jalan ke sebuah tempat bersejarah di banjarmasin yaitu Museum Wasaka. Yuk kenal lebih dekat dengan museum tersebut.
Museum Wasaka Yang Terkenal di Kalimatan Selatan tepatnya di Kota Banjarmasin ini adalah singkatan dari Waja Sampai Kaputing, kalimat ini merupakan moto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan yang artinya perjuangan yang tiada henti hingga tetes darah penghabisan, pada masa melawan penjajah Belanda.
Bangunan bersejarah ini terletak di Gang H. Andir, Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Berada ditepi sungai Martapura dan berdampingan dengan Jembatan 7 Mei (Jembatan Benua Anyar).
Museum ini dulunya adalah sebuah hunian dan kemudian dialih fungsi menjadi Museum yang sekarang dikenal dengan Museum Wasaka. Museum ini memiliki bentuk atap yang tinggi dimana masyarakat Kalimantan Selatan menyebutnya dengan Bubungan (atap). Rumah adat banjar yang menjadi ciri khas di Kalimantan Selatan pun sangat lekat dengan bangunan museum ini.
Tepatnya pada tanggal 10 November 1991 Museum ini diresmikan dan resmi pula menjadi sebuah Museum dari yang sebelumnya hanyalah sebuah hunian. Cara ini dilakukan tidak lain adalah sebagai upaya untuk konversasi bangunan tradisional.
Didalam museum ini ada ratusan benda bersejarah, namun yang paling dikhususkan adalah benda yang berkaitan dengan sejarah perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan. Sampai sekarang Museum Wasaka masih tetap berdiri kokoh dengan bangunan yang sangat kental yaitu rumah adat banjarnya.
Museum Wasaka Yang Terkenal di Kalimatan Selatan tepatnya di Kota Banjarmasin ini adalah singkatan dari Waja Sampai Kaputing, kalimat ini merupakan moto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan yang artinya perjuangan yang tiada henti hingga tetes darah penghabisan, pada masa melawan penjajah Belanda.
Bangunan bersejarah ini terletak di Gang H. Andir, Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Berada ditepi sungai Martapura dan berdampingan dengan Jembatan 7 Mei (Jembatan Benua Anyar).
Museum ini dulunya adalah sebuah hunian dan kemudian dialih fungsi menjadi Museum yang sekarang dikenal dengan Museum Wasaka. Museum ini memiliki bentuk atap yang tinggi dimana masyarakat Kalimantan Selatan menyebutnya dengan Bubungan (atap). Rumah adat banjar yang menjadi ciri khas di Kalimantan Selatan pun sangat lekat dengan bangunan museum ini.
Tepatnya pada tanggal 10 November 1991 Museum ini diresmikan dan resmi pula menjadi sebuah Museum dari yang sebelumnya hanyalah sebuah hunian. Cara ini dilakukan tidak lain adalah sebagai upaya untuk konversasi bangunan tradisional.
Didalam museum ini ada ratusan benda bersejarah, namun yang paling dikhususkan adalah benda yang berkaitan dengan sejarah perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan. Sampai sekarang Museum Wasaka masih tetap berdiri kokoh dengan bangunan yang sangat kental yaitu rumah adat banjarnya.
Comments
Post a Comment