🎁 Spesial buat pengunjung Idblogpacker, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Mau ke dasar Coban Sewu atau Tumpak Sewu via Jalur Malang? Siapkan fisik untuk melewati ratusan anak tangga dari bambu ini.

Coban Sewu atau bisa disebut Air Terjun Tumpak Sewu akhir-akhir ini menjadi sebuah destinasi wisata baru yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Karena masih tergolong baru sehingga akses kesana pun juga masih terbilang susah.
Berawal dari rasa penasaran saya beberapa bulan yang lalu akan indahnya tempat ini, saya pun mencari waktu yang tepat untuk bisa jalan-jalan kesana. Banyak teman yang belum tertarik untuk kesana karena setelah searching melihat gambaran jalur yang akan dilalui nantinya yang kebanyakan menunjukan medan yang harus dilalui dengan melawan arus sungai. Tetapi itu tidak menyurutkan niat saya untuk segera mencari waktu luang untuk kesana.
Setelah merencanakan pejalanan matang-matang mulai dengan mempersiapkan kondisi sepeda yang terbilang sudah memasuki usia mbah-mbah, akhirnya dapat waktu yang tepat yaitu minggu 13 September 2015 bersama dengan 2 orang teman yang juga penasaran dengan keindahan air terjun tumpak sewu atau coban sewu.



Kami start dari alun-alun malang kota pukul 09.00 pagi melewati jalan ke arah dampit menuju lumajang dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok mungkin bisa di sebut juga " Enggokan Sewu " atau belokan seribu.. hehehehe dan harus mengalami krusakan pada ban motor pada saat menuju ke malang. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, di sebelah kanan jalan terpampang jelas tulisan Wisata Alam Coban Sewu, akhirnya kami pun mengikuti jalan setapak yang sudah di semen, dan tidak beberapa lama kami sudah sampai di parkiran.

Tampak view atas
 Parkiran ini terletak di Ampel Gading yang masih masuk daerah malang, setelah persiapan gantai pakaian kami pun kembali turun dengan jalan setapak, dan benar tidak sampai 15 menit kami sudah di suguhkan pemandangan air terjun dari atas. Dari atas, terlihat sangat jelas berjajar air terjun yang saling bertumpak atau bertindihan. Beberapa waktu lalu, Juni 2015, telah dibangun akses untuk turun menuju bagian bawah air terjun. Namun demikian, tebing sisi selatan ini sangat curam hampir 90 derajat. Tegak seperti tembok. Meskipun memiliki struktur gabungan bambu, kayu, dan rotan sebagai akses tetapi tidak begitu friendly untuk panjat tebing apalagi trekking jadi disinilah yang harus di butuhkan fisik dan keberanian. Kami pun perlahan-lahan mulai menuruni puluhan bahkan ratusan anak tangga dari bambu yang di suguhkan pemandangan jurang di samping kanan dan kiri, kadang juga harus bergantian saat ada yang naik.




Kurang lebih satu jam kami menuruni tebing setinggi 200an meter dan pada akhirnya kami sampai di dasar air terjun yang disambut dengan panorama alam yang sangat luar biasa, sebuah air terjun yang paling indah dari sekian air terjun yang pernah saya datangii walaupun masih bisa di hitung dengan jari.. hehehe






Setelah puas menikmati dinginnya coban sewu dengan ratusan foto yg sudah saya abadikan, kami pun segera beranjak kembali memanjat satu per satu anak tangga. Di beberapa tempat yang cukup landai kami beristirahat sejenak. Oh iya jika lelah tak perlu memaksakan diri, di beberapa sudut telah di sediakan tempat duduk dari kayu untuk beristirahat. Di tempat ini juga sering di jadikan tempat berfoto-foto oleh pengunjung, karena background Coban Sewu tampak jelas.




Tepat pukul 3 sore kami pun sudah kembali ke parkiran dan sambil menunggu bersih-bersih badan, kami beristirahat sejenak di warung yang ada disana sambil memesan makanan untuk mengisi perut yang kosong. Sebuah pengalaman baru dan kenangan baru di Coban Sewu, yang boleh dibilang sebagai Niagaranya Indonesia.

Berikut beberapa hal penting yang perlu di persiapkan sebelum ke Coban Sewu atau Tumpak Sewu.

1. Siapkan fisik dan tenaga ( karena kemarin pada saat saya kesana ada yang terkilir kakinya dan pinsan di dasar air terjun. )

2. Amankan isi tas seperti baju, dompet, dan barang elektronik sebelum turun bisa di masukkan ke dalam plastik agar tidak basah.

3. Bawalah pakaian ataupun sepatu yang alasnya tidak licin, bawalah beban secukupnya.

4. Siapkan snack ataupun air minum pada saat perjalanan tp perlu di ingat Tetap menjaga kebersihan.

5. Perhatikan kondisi cuacanya, karena pukul 16.00 kondisi sudah harus steril dari pengunjung.

6. Patuhi peraturan yang ada dan jangan sampai hanya demi sebuah foto harus mempertaruhkan nyawa.

7. Tetap jaga kelestarian alamnya dengan tidak merusak dan membawa apapun dari bawah.

8. Biaya parkir sepeda motor Rp. 2500 dan tiket masuk dari Ampel Gading Rp. 5000, harga makanan sama seperti biasanya.

9. Jangan lupa berdoa yang terpenting.

10. Selamat berlibur semoga ini bisa menjadi referensi untuk perjalanan kamu selanjutnya.


Semoga video ini bisa menjadi referensi medan yang akan kamu lalui:



Perjalanan melewati jalur lumajang

Foto Lainnya: 











Share:

Gili Labak love and travel

Perjalanan berikutnya... kali ini kita ada di Gili Labak.. jreeng..jreng.. ( biar kaya di tipi2.. ) kembali setelah trip pertama Gili Labak tahun 2014 ( bisa dilihat DISINI ), Sudah pada tau khan tentang Gili Labak??  Yup Gili Labak adalah sebuah pulau  kecil nan mungil di ujung kabupaten sumenep, madura. Mungkin banyak yang beranggapan kalau gugusan pulau dengan nama "Gili" hanya ada di sekitaran pulau Nusa Tenggara Barat ( bener khan? ) Seperti Gili Trawangan, Gili Air, dll. Sekarang kita tidak perlu cerita jauh-jauh sampai ke ujung Nusa Tenggara Barat. Cukup perjalanan kurang lebih 5 jam menggunakan transportasi umum dan 2 jam menggunakan kapal, kita sudah bisa menikmati sebuah pulau yang indah yang bernama Gili Labak.

Gili Labak adalah sebuah pulau kecil yang dihuni sekitar 33 Kepala Keluarga yang terletak di Desa Kombang, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep. Banyak yang beranggapan bahwa pulau madura di dominasi oleh hawa panas yang hanya terdapat bukit-bukit kapur yang menjulang tinggi, namun tidak jika kamu sudah merasakan pantai-pantai di sekitar kabupaten sumenep terutama keindahan Gili Labak, semua anggapan-anggapan tersebut akan terpatahkan dengan panorama alam yang indah, dengan jernih dan hijaunya air laut, serta hamparan pasir putih yang mengelilinginya.

Sambutan Selamat Datang


Perjalanan
Trip kali ini saya bersama teman-teman dari Jatim Backpaker dan gabungan dari komunitas lainnya dalam rangka ulang tahun Jatim Backpaker yang pertama. Perjalanan ke Gili Labak kali ini menggunakan transportasi bus berbeda dengan satu tahun yang lalu saat saya pertama kali menginjakan kaki di gili labak yang hanya menggunakan 1 mobil elf. Berangkat dari Surabaya pukul 24.00 dan tiba di sumenep sekitar pukul 04.30 di lanjutkan dengan teman-teman yang ingin melaksanakan sholat terlebih dahulu dan persiapan ganti pakaian. Sebelum berangkat, saya memutuskan untuk membeli bekal makanan untuk dimakan di sana, karena pengalaman sebelumnya disana tidak terdapat warung makan ataupun toilet. Untuk bisa mencapai ke Gili Labak kami harus melanjutkan perjalanan lagi sekitar 2 jam menggunakan kapal nelayan. Dan tepat pukul 06.00 kami pun bersiap untuk kembali berjalan menyebrangi lautan dengan ombak yang lumayan menegangkan, sehingga saya pun berinisiatif duduk di ujung paling depan dan harus di hantam dengan guyuran-guyuran ombak yang membuat saya harus menerima kekalahan karena pada akhirnya mabuk laut.. hehehehe



Welcome to Hidden Paradise 
Setelah 2.5 jam terombang ambing di tengah laut sampailah kami di Gili Labak di tandainya dengan air laut yang begitu jernih sehingga terlihat karang-karang di bagian bawah yang seolah-olah menarik kami untuk segera masuk dan menikmati keindahan bawah lautnya.  Setelah turun dari kapal hal pertama yang membuat saya tercengang adalah " Lho kok ramene?? " ( Lho, kok sudah ramai?? ) bukannya melihat lautan yang jernih tapi malah memperhatikan sekitar yang sudah banyak kemajuan. Saya jd teringat waktu pertama kesana yang masih terasa sepi sehingga mungkin seperti berada di pulau pribadi, tetapi tidak kali ini, sudah ada warung ang berdiri, bahkan toilet pun sudah ada. Dulu kalau kebelet saja harus cari semak-semak dan berdiri di bawah pohon kelapa, itung-itung ga kejatuhan kelapanya.. hehehehe Benar-benar sudah kemajuan, mungkin karena sudah diresmikan juga sebagai tempat wisata makanya sekarang banyak yang mengadakan paket wisata ke Gili Labak dengan harga yang bervariasi. Dan satu lagi sudah terdapat persewaan alat snorkling langsung, jadi tidak perlu membawa dari rumah. 

Disambut air yang jernih

Hamparan pasir putih


Walaupun rame tetapi tidak menghilangkan sisi keindahan Gili Labak, di setiap langkah kaki, saya pun mulai berjalan mengelilingi pulau sembari mengabadikan moment-moment terbaik, di sepanjang perjalanan masih terlihat hamparan pasir putih yang begitu menggoda. Waktu normal untuk mengelilingi pulau tidak lebih dari satu jam, tetapi itu sangat tidak mungkin karena pasti kita akan banyak berhenti untuk mengabadikan setiap sisi Gili Labak.

Salah satu sudut pulau


Setelah puas berfoto-foto, saya pun beristirahat sejenak untuk mendinginkan badan dari teriknya panas matahari, setelah cukup untuk beristirahat, saya pun mempersiapkan peralatan snorkling dan bergegas berjalan ke dalam air. karena ini pengalaman pertama saya snorkling saya pun sudah mempersiapkan peralatan untuk mengabadikan moment tersebut dengan menggunakan waterprof case untuk hp. Lumayan untuk kenang-kenangan.. :) Walaupun hanya melihat-lihat di tempat yang dangkal tetapi sudah cukup puas bisa melihat karang-karang dan ikan secara langsung dari dalam laut.



Dari pengalaman kemarin bisa saya simpulkan bahwa perkembangan gili labak begitu pesat, adanya toilet umum dan warung di sekitar  pantai bisa memudahkan pengunjung untuk beristirahat tanpa harus takut kehabisan bekal makanan dan pastinya membawa rejeki trsendiri dari warga setempat. Tetapi selain itu mungkin kurangnya kepedulian dari para pengunjung, sehingga mulai banyak sampah yang berserakan, terumbu-terumbu karang yang mulai rusak sehingga membuat Gili Labak menjadi semakin kotor.

Suasana sekitar pantai yang sudah banyak warung dan tempat istirahat

Karena keindahan inilah yang membuat banyak wisatawan untuk datang, tetapi sebenarnya kita di tuntut untuk turut serta menjaga keindahannya, dengan hal-hall yang sederhana seperti mengumpulkan sampah-sampah, atau paliing mudah membawa kembali sampah yang kita bawa seperti bungkus makanan dan sebagainya. Semoga keindahan surga tersembunyi di Pulau Madura ini akan tetap indah dan menjadi daya tarik tersendiri di kemudian hari.

Gambaran umum perjalanan menuju Gili Labak dengan trasportasi umum.
1. Bus Surabaya-Sumenep PP : Rp. 90.000
2. Angkutan kota dari terminal menuju pelabuhan : Rp. 8000 PP
3. Sewa kapal isi 15 orang @800ribu : 70.000 per orang
Dengan kata lain, dengan biaya 200.000   kamu sudah bisa menikmati keindahan pulau gili labak ditambah dengan biaya makan. Dan sekarang sudah banyak yang mengadakan paket murah menuju ke Gili Labak, silahkan di cari sendiri jika berniat untuk mengunjungi Gili Labak di kemudian hari.  Terima Kasih 


Special moment with someone..








 
Potret asli dari ponsel dengan tambahan lensa super wide tanpa rekayasa menunjukkan bahwa " Ada cinta di Gili Labak "
Share: