🎁 Spesial buat pengunjung Idblogpacker, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Festival Sungai 2018 Dance On The River Banjarmasin

Festival Sungai Banjarmasin 2018 Dance On The River adalah Lomba Tari di Atas Sungai Martapura yang dilaksanakan pada hari Minggu malam, 2 Desember 2018 Pukul 19.00 - 24.00  Persembahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin Acara ini di ikuti oleh beberapa kelompok kesenian yang terdapat di kota banjarmasin dan berlangsung sangat meriah dengan antusiasme para penonton di kawasan menara pandang piere tendean banjarmasin.




Share:

Festival Pasar Terapung Lokbaintan 2018

photo by idblogpacker
Pagelaran Festival Budaya Pasar Terapung Lok Baintan 2018 di Sungai Martapura Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Minggu 2 Desember 2018. Festival ini mampu memikiat ribuan orang yang datang ke lokasi, baik wisatawan lokal maupun asing.

Sejak pukul 04.00 Wita, aktifitas para pedagang sudah mulai merapat di lokasi acara yang digelar di dermaga bawah jembatan Desak Lok Baintan, Martapura. Ratusan jukung, termasuk puluhan di antaranya yang dilengkapi dengan hiasan tanglong nampak indah berderet di pinggir dermaga. Riak sungai martapura yang tak ubahnya membuat jukung-jukung dengan muatan barang dagangan yang diterangi tanglong dan obor kecil itu nampak begitu ritmis.

Dan semakin lama, semakin banyak saja jukung pedagang yang merapat memenuhi hampir separuh badan sungai. Belum lagi ditambah puluhan perahi kelotok dengan ukuran lebih besar yang menambah kemeriahan suasana subuh itu.

Sementara itu, di pinggir dermaga ratusan fotografer—baik profesional maupun amatir, telah siap dengan peralatan mereka untuk mengabadikan peristiwa tersebut. Kali ini, panitia memang sekaligus menggelar lomba fotografi dengan tema pasar terapung. Pesertanya pun tak hanya dari dalam negeri, tapi juga diikuti fotografer luar negeri seperti dari Malaysia dan Vietnam.

Share:

Buah Lai atau Pampakin si Kerabat Durian Khas Kalimantan

Buah Lai atau Pampakin ini dari luar persis buah durian, bentuknya relatif bulat agak lonjong sedikit, tidak seperti durian yang kadang bengkok sana sini. Buah Lai berwarna hijau, ada pula yang kecoklatan dan ada yang agak kekuningan. Dia juga berduri seperti durian. Buah juga memiliki juring (kamar) sebanyak 5 dan batas antar kamar ini ada semacam celah seperti pada durian, sehingga jika buah sudah masak, kamar-kamar bisa dibuka satu persatu dan nampak daging buahnya yang bersembunyi di sana. Persis sama dengan durian.

Buah ini selain Lai, juga punya banayk sebutan : pampakin, pekawai, durian kuning, durian tinggang, durian pulu, nyekak, ruas, sekawi dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Durio kutejensis (kutejensis = berasal dari Kutei).

Dari namanya, buah ini asli Indonesia, asli Kalimantan. Tetapi kadang orang menjualnya dengan mengatakan Lai Bangkok, sungguh tidak mengenakkan, Yakinlah, bahwa buah ini memang asli Indonesia, kalau ketemu yang demikian, berilah penjelasan kepada penjualnya, ini buah asli Kalimantan. Saya pernah ke sana dan memakan buah ini.

Pohon Lai tingginya 20-25 meter, sama dengan durian. Hanya daunnya lebih besar, lebih panjang, lebih lebar dan lebih tebal. Buahnya agak kecil, beratnya 1-2 kilogram saja kalau sudah matang. Warna kulit buahnya hijau, hijau kekuningan atau kuning seperti emas.







Lalu apa bedanya dengan durian? Daging buah Lai ini warnanya kuning agak orange, orange, atau orange agak kemerahan. Buahnya tidak mempunyai aroma yang menyengat seperti durian. Dia tidak beraroma sama sekali, atau ada yang beraroma sedikit dan ada pula yang agak wangi seperti bunga mawar. Dengan demikian, bisa ditaruh di atas meja makan, tanpa takut ada yang pusing karena baunya yang menyengat. Selain itu buah Lai ini juga relatif lebih tahan lama dibanding durian, tidak cepat membusuk.

Tekstur daging buahnya tidak seperti buah durian yang lembek seperti ‘jeli’, buah Lai buahnya ‘renyah’, kalau dimakan ‘kres – kres’ mirip nangka. Rasa buahnya antara nangka dan durian, sangat enak. Buah ini juga aman kalau dikonsumsi banyak-banyak, tidak seperti durian yang bisa memabukkan atau seperti nangka yang tidak semua orang suka baunya. Luar biasa bukan ?
Share:

Buah Gitaan, Buah Rambat Yang Mulai Sulit Dicari

Pada kesempatan ini saya kembali bisa mencicipi buah langka khas kalimantan yaituu Buah Gitaan, Apa itu buah gitaan??

Buah gitaan merupakan buah endemik dari wilayah pulau borneo “Kalimantan”. Buah gitaan di negara Brunei mempunyai sebutan Pitabu. Buah gitaan mempunyai perpaduan rasa antara buah sirsak, manggis dan susu. Paduan rasa yang dihasilkan yaitu manis, gurih dan segar. Buah gitaan sering disebut “Missing Fruits Of Paradise” atau buah surga karena buah tersebut mempunyai perpaduan rasa buah sirsak dan manggis yang selama ini sudah dikenal sebagai buah eksotis yang lezat dan susu menjadi minuman yang bergizi tinggi. Apabila ketiganya bersatu maka rasanya akan menjadi manis, asam dan sedikit gurih. Saat baru dipetik buah gitaan mempunyai rasa yang pahit dan asam sehingga hewan pemakan buah seperti bajing tidak menyukainya. Rasa pahitnya seperti biji duku yang tergigit. Jaringan kulit dan lapisan buah yang banyak getah berwarna putih menjadi penyebabnya. Namun, setelah 3 hari disimpan getah yang mengandung karbohidrat tersebut berubah menjadi glukosa atau gula sehingga rasanya berubah menjadi manis, karena sifatnya itu buah gitaan menjadi buah favorit.

Buah gitaan tidak setiap saat ada di pasar hanya ada sesekali saat dihutan sedang panen. Buah gitaan tidak banyak terekspos karena buahnya terbatas, di Kalimantan pun buah gitaan masih terbatas. Padahal buah gitaan mempunyai potensi untuk menjadi buah eksotis yang lezat. Buah gitaan sangat cocok untuk dijadikan buah olahan seperti campuran es, jus, es krim atau es campur.

Berikut ini ciri-ciri tanaman dan buah gitaan :

  •     Buah gitaan tumbuh secara merambat, daunnya padat merambat memenuhi bagian atas rangka sehingga cahaya tidak menembus ke tanah. Tanaman gitaan termasuk tanaman yang cukup produktif, setiap satu tangkai muncul 4-5 buah sedangkan tanaman yang berusia kurang dari 5 tahun bisa menghasilkan puluhan buah yang siap dipetik. Buah gitaan muda kulitnya mempunyai kenampakan hijau dan mempunyai ukuran seperti buah melon kecil. Pada saat matang kulitnya yang hijau berubah menjadi warna kekuningan. Daging buahnya putih seperti buah manggis tetapi tidak beraturan. Setiap buah mempunyai 9-15 siung buah yang berbiji, sisanya tanpa biji. buah gitaan mempunyai biji berwarna hitam dengan bentuk panjang seperti biji flamboyan. Tanaman gitaan tumbuh di hutan-hutan kalimantan dengan merambat ke batang-batang pohon yang besar. Tanaman gitaan dalam buku “Tanaman Berguna Indonesia” disebutkan termasuk jenis tanaman liana yang berkayu. Tanaman gitaan mempunyai batang yang berwarna coklat tua dengan ukuran lengan orang dewasa dan mengeluarkan getah. Pada tahun 1923 getah tanaman gitaan digunakan untuk bahan campuran getah perca.
   
  •     Buah gitaan mempunyai variasi buah yang sangat banyak. Selain itu, ukurannya juga beragam dari sebesat telur, pir sampai melon. Warna kulitnyajuga beragam. Kulit buah gitaan warna kuning ditemukan di wilayah Kalimantan Timur dan Halmahera. Kulit buah gitaan warna orange ditemukan di wilayah Brunei Darussalam. Daging buah gitaan juga mempunyai variasi warna dari putih sampai orange, karena hal tersebut sebelum dilakukan pengembangan sebaiknya dilakukan seleksi terlebih dahulu. Proses pengembangan gitaan tidak akan membutuhkan waktu yang lama, hal tersebut disebabkan karena jenis tanaman liana termasuk tanaman yang cepat tumbuh dan berbuah. Apabila serius maka dalam waktu 2 tahun sudah bisa dikembangkan. Seperti, tanaman gitaan 3 minggu setelah semai sudah mulai berkecambah paling lambat biji berkecambah pada usia 7 minggu, setelah tanaman berusia 2 bulan tingginya akan mencapai 2 jengkal orang dewasa.

Share: