Sebuah pengalaman baru pastinya di kota surabaya ini, selama 10 tahun saya tinggal di kota surabaya baru kemarin saya tau ada sebuah benteng bekas belanda di daerah kedung cowek, siapa sangka dengan ikut bergabung di komunitas d'ghostbuster pertama kali saya di antar menuju tempat ini, sebelumnya saya tidak tau dan saya pikir bangunan ini masih satu komplek dengan Makam Waliyullah Syekh Umar Sumbawa, KH Hasbullah yang tepat berada di sebelah komplek itu juga. Saat memasuki area ini memang terlihat mencekam dengan banyak semak dan pepohonan di kanan kiri di tambah lagi deburan ombak yang menghantam bibir pantai. Saya pun ikut berperan dalam komunitas ini mencoba mengambil beberapa foto kali aja dapat sesuatu objek yang baru, maklum selama hidup sampai saat ini belum pernah sekalipun tau hal2 yang berbau mistis secara langsung meskipun saya percaya kalau itu memang ada, dan suatu kesempatan yang tepat juga saya menemukan komunitas ini kebetulan saya juga tertarik dengan hal-hal semacam itu.
Kalau menurut cerita yang saya dapatkan Benteng pertahanan kedung cowek ini dibangun oleh pemerintah Belanda untuk menghadapi serangan dari Jepang , dibangun sekitar tahun 1930 an yang merupakan bagian dari sistem pertahanan yang dibangun di sepanjang pesisir pantai diselat madura . Dibangun didaerah kedung cowek dengan kontruksi beton , yang terdiri dari berbagai bentuk bastion. ada bentuk menara kotak tetapi ada yang berbentuk menara lingkaran juga ada yang berbentuk setengah lingkaran yang tersama oleh rimbunan pepohonan.
Dalam peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945, benteng yang belum sempat dipakai oleh pembangunannya, juga belum digunakan oleh Jepang sebagai yang melengkapi perlengkapan persenjataan benteng ini. Digunakan untuk memborbadir armada kapal sekutu yang ada di sekitaran selat madura terutama didekat ujung oleh pasukan yang bernama Laskar Sriwijaya. Laskar jembolan PETA yang beranggota dari berbagai daerah Sumatera ini terdidik sebagai pasuka yang mampu menggunakan persenjataan berat yang ada di benteng ini karena sebelumnya mereka bertugas di Morotai sebagai pasukan PETA. Setelah Jepang kalah perang, sebagai besar tentara PETA kembali kedaerah asal mereka dengan berbagai cara. Dan ada yang mencapai kota Surabaya pada saat menjelang peristiwa 10 Nopember 1945, mereka disebut sebagi laskas Sriwijaya dan ikut dalamperistiwa perebutan senjata di Morokrembangan .
Kembali lagi pada pertempuran 10 Nopember 1945, terjadilah pertempuran di benteng Kedung Cowek , tidak lebih dari 200 pejuang kita gugur dan sempat tidak terurus selama beberapa waktu.
Berikut saya sertakan bentuk fisik benteng tersebut pada siang hari yang saya ambil dari facebook Indonesian History dan suasana pada malam hari yang saya ambil tadi malam.
Suasana Pada Malam Hari
Terlihat kalau hasil foto pada malam hari memperlihatkan banyak orbs-orbs yang tertangkap kamera memang mungkin di balik suasana malam tersebut terdapat teriakan2 dan semangat para pejuang kita dahulu yang sampai sekarang harus kita ingat dan kita teruskan sebagai generasi muda. Jika melihat bangunan-bangunan yang seperti itu memang menurut saya lokasi benteng ini pantas dijadikan museum sejarah bagi kota surabaya untuk menghargai jasa pasukan Sriwijaya ini. Lokasi yang dulu disebut sebagai gudang peluru ini memang masih dalam area dari Angkat darat walau sudah tidak digunakan lagi.
Semoga setelah Penjara Kalisosok dibeli oleh Pemkot Surabaya, benteng ini bisa dibeli atau diminta untuk dikelola oleh pemkot Surabaya. Selain dari segi histori , pemandangan sekitar benteng begitu indah bisa menjadi destinasi wisata pinggir pantai selain pantai Kenjeran dan pantai Batu.
" Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. - Soekarno "
" Di setiap langkah kita, dimanapun kita menginjakkan kaki, disitulah terdapat sebuah cerita. - Gregorius Hariyanto " :D
Lanjut ke Menyusuri Benteng Kedung Cowek episode 2
Kalau menurut cerita yang saya dapatkan Benteng pertahanan kedung cowek ini dibangun oleh pemerintah Belanda untuk menghadapi serangan dari Jepang , dibangun sekitar tahun 1930 an yang merupakan bagian dari sistem pertahanan yang dibangun di sepanjang pesisir pantai diselat madura . Dibangun didaerah kedung cowek dengan kontruksi beton , yang terdiri dari berbagai bentuk bastion. ada bentuk menara kotak tetapi ada yang berbentuk menara lingkaran juga ada yang berbentuk setengah lingkaran yang tersama oleh rimbunan pepohonan.
Dalam peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945, benteng yang belum sempat dipakai oleh pembangunannya, juga belum digunakan oleh Jepang sebagai yang melengkapi perlengkapan persenjataan benteng ini. Digunakan untuk memborbadir armada kapal sekutu yang ada di sekitaran selat madura terutama didekat ujung oleh pasukan yang bernama Laskar Sriwijaya. Laskar jembolan PETA yang beranggota dari berbagai daerah Sumatera ini terdidik sebagai pasuka yang mampu menggunakan persenjataan berat yang ada di benteng ini karena sebelumnya mereka bertugas di Morotai sebagai pasukan PETA. Setelah Jepang kalah perang, sebagai besar tentara PETA kembali kedaerah asal mereka dengan berbagai cara. Dan ada yang mencapai kota Surabaya pada saat menjelang peristiwa 10 Nopember 1945, mereka disebut sebagi laskas Sriwijaya dan ikut dalamperistiwa perebutan senjata di Morokrembangan .
Kembali lagi pada pertempuran 10 Nopember 1945, terjadilah pertempuran di benteng Kedung Cowek , tidak lebih dari 200 pejuang kita gugur dan sempat tidak terurus selama beberapa waktu.
Berikut saya sertakan bentuk fisik benteng tersebut pada siang hari yang saya ambil dari facebook Indonesian History dan suasana pada malam hari yang saya ambil tadi malam.
Suasana Pada Malam Hari
Terlihat kalau hasil foto pada malam hari memperlihatkan banyak orbs-orbs yang tertangkap kamera memang mungkin di balik suasana malam tersebut terdapat teriakan2 dan semangat para pejuang kita dahulu yang sampai sekarang harus kita ingat dan kita teruskan sebagai generasi muda. Jika melihat bangunan-bangunan yang seperti itu memang menurut saya lokasi benteng ini pantas dijadikan museum sejarah bagi kota surabaya untuk menghargai jasa pasukan Sriwijaya ini. Lokasi yang dulu disebut sebagai gudang peluru ini memang masih dalam area dari Angkat darat walau sudah tidak digunakan lagi.
Semoga setelah Penjara Kalisosok dibeli oleh Pemkot Surabaya, benteng ini bisa dibeli atau diminta untuk dikelola oleh pemkot Surabaya. Selain dari segi histori , pemandangan sekitar benteng begitu indah bisa menjadi destinasi wisata pinggir pantai selain pantai Kenjeran dan pantai Batu.
" Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. - Soekarno "
" Di setiap langkah kita, dimanapun kita menginjakkan kaki, disitulah terdapat sebuah cerita. - Gregorius Hariyanto " :D
Lanjut ke Menyusuri Benteng Kedung Cowek episode 2
Comments
Post a Comment