Watu Kendil terletak di desa wisata Candirejo, sekitar 3 km jaraknya dari kawasan candi Borobudur yang tersohor itu. Perjalanan menuju Watu Kendil ini belum begitu mulus. Jalannya masih sempit dan sangat tidak disarankan memakai mobil pendek seperti sedan.
Karena tempat ini belum terpublikasi dengan baik, maka maklum lah jika aksesibilitasnya belum oke. Yang jelas, bahkan penduduk lokal Magelang di luar desa dan kecamatan tempat Watu Kendil ini berada belum tentu pernah kemari atau bahkan mendengar namanya. Watu Kendil memang masih sepi dari pengunjung.
Tempatnya yang cukup jauh dari pusat kota membuat orang cukup malas bertandang kemari. Herannya, malah banyak turis luar negeri yang mampir kesini daripada turis lokal. Bule Perancis dan Belanda sering minta diantar menelusuri salah satu keajaiban alam yang belum tersibak ini.
Secara fisik, Watu Kendil ini merupakan batu yang sangat besar berada di atas bukit yang curam dengan dasar yang tipis untuk mengganjal agar Watu Kendil ini tidak jatuh. Besarnya mungkin bisa diumpamakan sebesar rumah tinggal keluarga dengan tinggi sekita tiga kali tinggi badan orang dewasa rata-rata di Indonesia.
Bentuknya segi empat kasar. Kalau menurut cerita orang-orang, bentuknya diumpamakan seperti kendil alias tempat masak atau periuk orang jaman dahulu. Konon, Watu Kendil ini adalah tempat memasak bagi pekerja yang membangun candi Borobudur. Berat batu tersebut sudah pasti berton-ton hitungannya.
Dan, uniknya adalah bentuknya yang mengecil pada bagian bawahnya namun tetap kokoh batu ini berttengger di puncak bukit. Letaknya yang berada di pinggir jurang semakin membuat ngeri siapa saja yang memandang, namun batu yang konon terbentuk karena proses mistis ini tidak pernah berubah bentuk maupun derajat kemiringannya meskipun sudah seringkali terkena guncangan karena gempa maupun gunung meletus.
Beberapa mitos tersiar atas tempat yang terletak di kecamatan Borobudur ini. Selain sempat menjadi tempat memasak untuk pekerja yang membangun candi Borobudur, tempat ini juga digosipkan memiliki penunggu yakni seekor ular raksasa yang merupakan jelmaan dari seorang pertapa yang sukses mendapatkan ilmu dari sini.
Penduduk lokal percaya jika batu besar ini digulingkan, maka akan mengucur air dari tempat semula Watu Kendil ini berada dan akan menutupi lembah besar di bawahnya. Selain itu, ada juga yang mempercayai bahwa Watu Kendil ini memiliki keterkaitan mistis dengan candi Borobudur.
Hal ini diperkuat dengan adanya kemiripan candi Borobudur yang dapat berdiri kokoh tanpa perekat seperti halnya Watu Kendil ini tidak memiliki perekat apapun namun tetap berdiri tegak meskipun dasarnya tipis dan bagian bawah dari batu ini lebih kecil daripada bagian atasnya.
Keterkaitan ini juga semakin kuat dengan hal mistis karena Watu Kendil ini seringkali dijadikan tempat untuk bertapa para pencari ilmu. Menurut beberapa sumber, tempat ini tepat untuk bertapa sebab berada di bukit yang tinggi dan dekat dengan alam.
Jika anda berjalan sekitar du puluh lima meter dari lokasi Watu Kendil ini, anda akan menjumpai sebuah rumah yang menurut warga setempat adalah juru kunci daripada Watu Kendil ini. Menurut juru kunci tersebut, bukit Menoreh, Watu Kendil dan candi Borobudur merupakan bentuk keseimbangan antara lembah dan isinya, bangunan keagamaan dan bukit.
Lembah yang ada tepat di bawah Watu Kendil ini dipercayai dahulunya adalah sebuah danau yang kemudian kering. Kemudian, dengan adanya Watu Kendil yang menyeimbangkan alam secara landscape ini membuat tempat di bawahnya menjadi berbentuk lembah.
Jika keseimbangannya hilang dan Watu Kendil berguling ke bawah, maka air akan kembali mengisi lembah dan kembali menjadi danau sperti kodratnya semula. Itulah sebabnya pengunjung harus sangat berhati-hati dengan Watu Kendil yang membawa simbol sebagai penyeimbang alam.
Jalan masuk menuju watu kendil
Keren khan?? cobalah kalau ke magelang mampir kesini..
Karena tempat ini belum terpublikasi dengan baik, maka maklum lah jika aksesibilitasnya belum oke. Yang jelas, bahkan penduduk lokal Magelang di luar desa dan kecamatan tempat Watu Kendil ini berada belum tentu pernah kemari atau bahkan mendengar namanya. Watu Kendil memang masih sepi dari pengunjung.
Tempatnya yang cukup jauh dari pusat kota membuat orang cukup malas bertandang kemari. Herannya, malah banyak turis luar negeri yang mampir kesini daripada turis lokal. Bule Perancis dan Belanda sering minta diantar menelusuri salah satu keajaiban alam yang belum tersibak ini.
Secara fisik, Watu Kendil ini merupakan batu yang sangat besar berada di atas bukit yang curam dengan dasar yang tipis untuk mengganjal agar Watu Kendil ini tidak jatuh. Besarnya mungkin bisa diumpamakan sebesar rumah tinggal keluarga dengan tinggi sekita tiga kali tinggi badan orang dewasa rata-rata di Indonesia.
Bentuknya segi empat kasar. Kalau menurut cerita orang-orang, bentuknya diumpamakan seperti kendil alias tempat masak atau periuk orang jaman dahulu. Konon, Watu Kendil ini adalah tempat memasak bagi pekerja yang membangun candi Borobudur. Berat batu tersebut sudah pasti berton-ton hitungannya.
Dan, uniknya adalah bentuknya yang mengecil pada bagian bawahnya namun tetap kokoh batu ini berttengger di puncak bukit. Letaknya yang berada di pinggir jurang semakin membuat ngeri siapa saja yang memandang, namun batu yang konon terbentuk karena proses mistis ini tidak pernah berubah bentuk maupun derajat kemiringannya meskipun sudah seringkali terkena guncangan karena gempa maupun gunung meletus.
Beberapa mitos tersiar atas tempat yang terletak di kecamatan Borobudur ini. Selain sempat menjadi tempat memasak untuk pekerja yang membangun candi Borobudur, tempat ini juga digosipkan memiliki penunggu yakni seekor ular raksasa yang merupakan jelmaan dari seorang pertapa yang sukses mendapatkan ilmu dari sini.
Penduduk lokal percaya jika batu besar ini digulingkan, maka akan mengucur air dari tempat semula Watu Kendil ini berada dan akan menutupi lembah besar di bawahnya. Selain itu, ada juga yang mempercayai bahwa Watu Kendil ini memiliki keterkaitan mistis dengan candi Borobudur.
Hal ini diperkuat dengan adanya kemiripan candi Borobudur yang dapat berdiri kokoh tanpa perekat seperti halnya Watu Kendil ini tidak memiliki perekat apapun namun tetap berdiri tegak meskipun dasarnya tipis dan bagian bawah dari batu ini lebih kecil daripada bagian atasnya.
Keterkaitan ini juga semakin kuat dengan hal mistis karena Watu Kendil ini seringkali dijadikan tempat untuk bertapa para pencari ilmu. Menurut beberapa sumber, tempat ini tepat untuk bertapa sebab berada di bukit yang tinggi dan dekat dengan alam.
Jika anda berjalan sekitar du puluh lima meter dari lokasi Watu Kendil ini, anda akan menjumpai sebuah rumah yang menurut warga setempat adalah juru kunci daripada Watu Kendil ini. Menurut juru kunci tersebut, bukit Menoreh, Watu Kendil dan candi Borobudur merupakan bentuk keseimbangan antara lembah dan isinya, bangunan keagamaan dan bukit.
Lembah yang ada tepat di bawah Watu Kendil ini dipercayai dahulunya adalah sebuah danau yang kemudian kering. Kemudian, dengan adanya Watu Kendil yang menyeimbangkan alam secara landscape ini membuat tempat di bawahnya menjadi berbentuk lembah.
Jika keseimbangannya hilang dan Watu Kendil berguling ke bawah, maka air akan kembali mengisi lembah dan kembali menjadi danau sperti kodratnya semula. Itulah sebabnya pengunjung harus sangat berhati-hati dengan Watu Kendil yang membawa simbol sebagai penyeimbang alam.
Jalan masuk menuju watu kendil
Keren khan?? cobalah kalau ke magelang mampir kesini..
Comments
Post a Comment