Ana, Siswa SD di Semarang yang Lumpuh Akibat Kejahilan Temannya Menarik Kursi Saat Ingin Duduk

Satu hal yang sampai sekarang masih menjadi kebiasaan jail anak-anak sekolah dasar bahkan yang sudah dewasa pun kadang berlaku sama untuk jail ke temannya dengan cara menarik kursi saat temannya ingin duduk dengan tujuan agar suasana ruangan menjadi lucu, alhasil temannya terjatuh dengan pantat membentur lantai atau bahkan bisa-bisa dengan kepala juga yang ikut terbentur.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut dulu admin juga pernah melakukan kejailan seperti ini, dan ternyata admin juga baru tau sekarang jika hasil dari keisengan ini bisa berakibat fatal, untung dulu tidak sampai kejadian seperti ini ya, maklum masih jarang ada informasi-informasi seperti ini.

Seperti yang terjadi pada Ana Amelia 9 tahun siswi kelas 3 SDN Mangkang Wetan 02 Kota Semarang, Jawa Tengah, saat ini ia hanya bisa terkulai lemas disangga dengan kayu karena sebagian tubuhnya lumpuh. Kondisi ini dialami Ana karena jadi korban diduga akibat dijahili temannya yang menarik bangkunya saat akan duduk.

Putri pasangan Tukiran dan Indah Cahyani itu merupakan bocah ramah dan periang. Namun setelah peristiwa yang terjadi 31 Maret 2016, kondisinya berubah.

Awalnya Ana dan lima temannya sedang bercanda dan ada saling ejek. Kemudian tiga temannya menarik bangku Ana hingga ia terjatuh dengan posisi duduk lalu kemudian kepala menghantam lantai.

Sesaat setelah peristiwa, Ana memang tidak merasakan akibat langsung, namun empat hari berikutnya atau 4 April 2016 ia mulai merasa lemah dan pusing hingga tubuh sebelah kanannya tidak bisa digerakkan.

"Tadinya ya masih sekolah, terus pas jam 14.30 WIB dia tidak bisa apa-apa, badannya lemas," kata Indah saat ditemui di rumahnya di Jalan Gotong Royong RT 01 RW 03, Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Sabtu (30/4/2016).

Ana langsung dilarikan ke dokter dan sempat dibawa ke rumah sakit dan diketahui lumpuh yang diderita Ana akibat terjatuh tepat di tulang belakang dan kepala bagian belakang. Keluarga sempat kebingungan untuk biaya karena ayah Ana yang hanya bekerja serabutan.

"Sudah, sudah dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Orang tua tiga siswa yang menjahili Ana sempat datang dan meminta maaf kemudian bersedia membantu dengan ditandai surat perjanjian. Mereka patungan pengobatan juga rawat jalan, keluarga Ana juga dibantu melalui BPJS.

"Anak saya dibawa ke Rumah Sakit Tugu empat hari, kemudian dipindah ke RSUP dr Karyadi sebelas hari. Ini pulang rawat jalan," ujar Indah.

Keluarga Ana juga sempat mendapat bantuan dari yayasan sosial  untuk perawatan jalan setiap Jumat dan Senin. Saat ini bocah periang itu hanya bisa tidur dengan disangga kayu pada rumahnya yang berdinding papan.

Melihat kondisi Ana, Pemerintah Kota Semarang memberikan tawaran bantuan penuh untuk pengobatannya. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi didampingi Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan pun datang menjenguk Ana.

"Ke rumah sakit Ketileng (RSUD Kota Semarang) purun, nggih (mau, ya)? Ada alatnya di sana, nanti biaya ditanggung pemerintah. Koordinasi sama Pak Camat, nanti tranportasi diantar. Kasihan ini masih kecil," kata Hendrar.

Di RSUD Kota Semarang, nantinya Ana akan menjalani pengobatan hingga CT Scan. Hendrar berharap peristiwa serupa tidak terulang dan para guru lebih memperketat pengawasan dan melakukan langkah antisipasi.

Dari Kejadian seperti ini admin berharap jangan sampai terulang kembali hal-hal seperti ini, sebagai orang  yang lebih dewasa harus bisa memberi contoh yang baik untuk mengedukasi anak-anak kita kelak, semoga informasi ini bisa bermanfaat. Terima Kasih

sumber:detik

Comments