🎁 Spesial buat pengunjung Idblogpacker, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 6

Pandangannya menatap kosong kearah tengah danau.
Merinding bulu kudukku melihat pemandangan itu, sesaat aku terpaku ditempatku berdiri menatap sosok wanita berambut panjang sedang duduk dipohon tumbang dengan nyanyian menyayat hati.
Aku tak tahu nyanyian/tembang apa yang di senandungkan itu, syairnya sulit kupahami dan terasa asing ditelingaku. Tapi nadanya terasa ada kesedihan dibait lagu yang dinyanyikan itu.

Share:

KILAS BALIK JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 5

Tiga hari sebelum keberangkatan kami rencana mendaki Semeru,
saya bilang dan sekaligus minta ijin ke ibu saya yang sekarang sudah (almarhum).
Betapa terkejut beliau mendengar niat saya yang mau mendaki Semeru, karena disamping waktu itu saya masih remaja dan baru berumur enam belas tahun dan belum pernah ke Semeru apalagi mendaki gunung....' beliau tahunya saya hanya ijin camping.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 4

Senja temaram sore menjelang malam udara terasa makin dingin, kabut putih yang melayab basah dihalaman pondok yang mempunyai tiga kamar itu dan seperangkat meja kursi kayu bercat biru muda, sesekali kabut datang berpendar dan pudar.
Sepi sekali suasana desa Ranupani yang diselimuti kabut yang datangnya dari lereng2 bukit mengurung desa, hingga datangnya malam semakin sunyi.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 3

Setelah cukup beristirahat sambil menikmati pemandangan alam gunung Bromo yang termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, kami bertiga melanjutkan perjalanan lagi menuju Ranupani.

Medan jalur ke Ranupani waktu itu masih merupakan tanah makadam sama dengan selepas desa Ngadas, Jemplang dan Bantengan. Menjelang sore tibalah kami di desa Ranupani.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 2

Sekian jam kami terus berjalan, jalur makadam dan berbatu kami lalui, medan semakin menanjak landai, sesekali kami beristirahat dan berhenti untuk mengatur nafas yang tersengal berat. Menarik nafas dalam2 mengisi ruang kosong paru2 dengan udara oksigen murni dan menghembuskan pelahan, setiap beberapa langkah saya lakukan sambil terus berjalan.
Menjelang siang hari nampak desa Ngadas diatas sana dengan beberapa rumah penduduk di atas bukit dan dipinggir jalan utama.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 1

Artikel ini adalah artikel yang saya ambil dari facebook Wong Alas yang saya arsipkan di blog sebagai arsip saya dan sebagai motivasi saya. Hak cipta ada pada Wong Alas, silahkan tanyakan lebih lanjut jika ada pertanyaan. Terima Kasih


Masih sangat jelas dalam ingatan 40 Tahun lalu untuk pertama kalinya menempuh perjalanan panjang ke Semeru.
Berbekal sedikit info tentang desa Gubug Klakah, Ngadas, Ranu Pani dan Semeru, kami sama sekali tidak pernah kesana apalagi melintasinya.

Share:

LCD rusak dikira tulisan China, komentar-komentar netizen ini bikin geleng-geleng kepala. Bagaimana pendapatmu??

Postingan Salman Elmer
Pernahkah kamu melihat LCD berisikan informasi di tempat-tempat umum seperti bandara, stasiun, atau terminal. Namun, apa jadinya bila LCD yang terpasang malah membuat heboh masyarakat karena tulisan yang ditampilkan?

Baru-baru ini, sebuah foto  papan petunjuk di salah satu stasiun di Jakarta ramai diperbincangkan netizen. Pasalnya tulisan yang tertera di LCD bukannya berbahasa Indonesia ataupun Inggris melainkan mirip aksara China.

Postingan Salman Elmer


Postingan tersebut sontak mendapat respon yang beragam. Mereka ramai membuat analisis serta menarik kesimpulan berdasarkan foto tersebut. Berikut beberapa contoh komentar yang muncul akibat foto yang diunggah pada minggu kemarin.

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

Konfirmasi pihak comuter line

Konfirmasi pihak comuter line

Dan inilah jawaban dari akun Twitter resmi PT.KCJ yang melayani informasi mengenai KRL di Jabodetabek.

Konfirmasi pihak comuter line


Teknologi ibarat pedang bermata dua, yang pintar akan menggunakan nya untuk hal-hal yang positif, dan yang bodoh akan menggunakannya untuk menunjukan kebodohan mereka (parahnya di negeri ini banyak orang-orang bodoh yang suka dengan postingan-postingan bodoh) karena dilihat dari facebooknya salman elmer banyak postingan yang berisi tentang SARA.

Sekarang ini banyak orang-orang yang terlihat agamis menuntut untuk perubahan tapi disuruh merubah mindset diri sendiri ogah. Miris dgn pemikiran orang di negeri ini apalagi hal-hal sepele yang dikaitkan dengan #chinaphobia. hahaha

Bagaimana pendapat teman-teman?
Share:

Tanggapi Isu Islam Teroris, Paus Fransiskus: Islam bukan Agama yang ajarkan Kekerasan

Paus Fransiskus.
Aksi terorisme terus saja menggemparkan dunia yang beberapa diantaranya seperti yang terjadi di Perancis serta beberapa negara eropa lainnya.

Tindakan kekerasan yang sudah membunuh banyak korban jiwa tersebut sering dihubungkan dengan agama Islam.

Untuk menanggapi penilaian negatif mengenai Islam tersebut, salah satu pemimpin umat Katolik yang ada di dunia, Paus Fransiskus akhirnya turut angkat bicara.

Di dalam sebuah acara yang bertajuk Hari Kaum Muda Se-Dunia yang diadakan di Krakow, Polandia, Ia meminta untuk para kaum muda dapat berpikir secara jernih dan tak menunjuk salah satu ajaran agama sebagia biang dari kejahatan.

Menurutnya, sangat salah bila agama Islam dianggap sebagai agama yang mendukung kekerasan. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa semua agama yang ada di dunia tak ada yang mengajarkan kekerasan seperti itu.

“Saya pikir tidak benar untuk mengkaitkan agama Islam dengan kekerasan,” tegas Paus Fransiskus

“Pemikiran seperti itu salah dan tidak benar,” tambahnya.

Ia selalu menegaskan bahwa agama Islam jauh dari kekerasan dan isu soal Islam adalah agama teroris sangatlah tidak dibenarkan.

“Saya pikir hampir semua agama memiliki kelompok-kelompok kecil yang berpandangan fundamental. Jika saya berbicara soal kekerasan Islam, maka saya harus berbicara soal kekerasan Katolik. Tidak semua muslim itu suka kekerasan,” tutupnya.

sumber:okterus.com
Share:

Suami Sakit, Srianah dan 3 Anaknya Jalan Kaki Belasan Kilometer Jualan Kue Keliling

Ibu Srianah bersama tiga buah hatinya saat menjajakan kue di Taman Merbabu, Malang
Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tiap malam, Srianah berkeliling menjual kue di jalanan Kota Malang. Dia selalu diikuti ketiga anaknya, Tri Sutrisno (11), Kurnia Putri (9), dan adiknya Dwi Astuti (7). Sebetulnya, ada satu lagi putra Srianah yang sudah beranjak remaja. Tapi tidak ikut berjualan karena harus menjaga sang bapak di rumah.

Kehidupan Ibu Srianah (41) berubah berat ketika suaminya yang pengayuh becak & pekerja serabutan sakit stroke sekitar 4 tahun lalu. Kini setelah suaminya tak bisa bekerja, Srianah yang jadi tulang punggung keluarga.

Rute jualan bisa dibilang cukup lumayan jauh, namun, Srianah dan ketiga anaknya terlihat tegar. Sudah hampir dua tahun, wanita beralamat di Jalan Muharto Gang VI, Nomor 13, RT13/RW07, Kota Malang, itu berjualan kue. Semua dijalani setelah suaminya, Suwarno, terkena stroke sejak empat tahun belakangan ini.

Bermacam kue seperti roti goreng, aneka kue basah, dan minuman kemasan gelas, dibawa Srianah selama berjualan. Mulai ba’da isya, dia berjalan kaki dari tempat tinggalnya menyusuri jalanan protokol Kota Malang, yakni kawasan Pasar Besar, Alun-Alun, Kayutangan, Jalan Semeru, Bromo, hingga Taman Kunang-Kunang terletak di Jalan Jakarta.

Ibu Srianah bersama tiga buah hatinya


Jika diukur perjalanan itu menempuh sekitar 15 kilometer dalam satu kali jalan. Saat dini hari, Srianah baru memutuskan pulang.

Srianah yang mendorong gerobak diikuti ketiga anaknya sesekali bersuara menjajakan kuenya. “Roti goreng,” teriak Srianah.

Seperti dilansir detik.com yang bertemu dengan Srianah menjelang tengah malam, Jumat (22/07). Saat itu Srianah bersama ketiga anaknya mangkal di kawasan Jalan Ijen.

Srianah mengaku tidak menyuruh ketiga anaknya ikut berjualan. Karena dia tahu, pagi anak-anaknya harus bersekolah di SD Negeri Kidul Dalem 2.

“Mereka ikut sendiri. Kalau saya mau berangkat, mereka sudah siap-siap. Mereka tetap ngotot (ikut),” ucap Srianah dikutip detik.com.

Apakah anaknya tidak capek ikut berjualan? Srianah mengatakan, meski capek, selama ini anaknya tidak pernah kapok ikut berjualan. Sebab, mereka merasa lebih bebas bermain sambil mendampingi ibunya.

Pernah juga ada satu anaknya yang tidak kuat berjalan. Maka, Srianah memasukkan anaknya itu ke dalam rombong.

Ibu Srianah bersama tiga buah hatinya

Srianah tidak memungkiri keadaan ekonomi merampas kebahagiaan masa kecil anak-anaknya. “Saya tahu, mereka semestinya jam segini tidur. Tetapi saya heran, mereka lebih senang mendampingi saya berjualan,” kata Srianah seraya memeluk kedua putrinya.

Selama berjualan, ada beberapa titik mangkal Srianah. Dia menyempatkan berhenti agar ketiga anak-anaknya bisa melepas lelah sembari bermain. “Kalau ada yang capek, saya suruh tidur di dalam gerobak,” akunya.

Malam itu dingin menyergap. Namun sepertinya tidak terasa bagi Srianah. “Mereka hiburan dan semangat saya,” tutup Srianah sambil memandang anak-anaknya.

sumber: detik, jawapos, keprinet.com
Share:

Vihara dibakar, Pendirinya ucapkan Terima Kasih pada Warga Muslim yang Membakar

Sebanyak 6 vihara dan klenteng dibakar massa
Peristiwa yang sangat tragis telah terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Adapun faktor kerusuhan yang terjadi itu adalah karena salah satu warga yang keturunan Tionghoa meminta untuk bisa mengecilkan volume dari mikrofon masjid.

Ia menganggap bahwa dulu suaranya tak terlalu keras seperti sekarang ini. Namun, mungkin karena permintaan dari wanita etnis Cina tersebut dinilai terlalu kasar, perbuatannya itu tak diterima oleh para umat muslim di sana.

Pemilik Klenteng

para warga muslim pun langsung marah dan meluapkan emosinya tersebut dengan cara merusak serta membakar beberapa kelenteng di sekitar wilayah tersebut.

Adapun berikut adalah kutipan pernyatan dari pemilik tempat ibadah tersebut:

Sejak muda mama membangun satu vihara di tanjung balai namanya vihara Tri Ratna, dari tempat ibadah yang kecil menjadi tempat ibadah yang megah, tadi malam vihara itu di bakar hancur oleh umat agama lain,
Pagi ini saya telepon mama karena beliau pasti sangat sedih sekali,
Dan kaget akan jawaban nya.
“Kita harus berterima kasih kepada orang yang membakar, karena tempat itu sekarang menjadi ladang untuk menanam karma baik yang sangat luar biasa bagi siapapun yang akan membangun kembali vihara itu, sayang mama sudah terlalu tua…”
“Mama nga sedih? Nga marah?”
“sila pertama dari agama budha adalah metta : cinta kasih, masak kamu lupa? Orang yang membakar akan terima karma nya itu urusan alam ini, kalau kita marah, membenci apalagi membalas dengan membakar tempat ibadah orang lain ya jadinya kita yang membuat karma buruk… “
“iya mama .. Dan akupun lega”

Pemuka umat Buddha Kota Tanjungbalai, Leo Lopulisa menyatakan, pihaknya tidak membenci dan menyalahkan siapapun, terkait aksi yang berujung pembakaran dan perusakan beberapa vihara serta kelenteng, di daerah tersebut.

"Kami tidak membenci atau menyalahkan siapa pun dalam peristiwa ini. Biarlah polisi yang mengusut kasus itu," ujarnya.

Menurut dia, kejadian yang menimpa tempat ibadah umat Buddha dan Konghuchu pada 30 Juli dini hari bisa saja adalah aksi spontanitas dan tidak terencana.

"Ini hanya luka luar yang akan membuat kita makin dewasa, semakin kuat dalam menghadapi hidup beragama dan toleran dalam bermasyarakat."

Banyak pihak yang menunjukkan rasa peduli, prihatin dan solidaritas atas kejadian itu, menunjukkan bahwa semua menginginkan kehidupan yang rukun dan saling menghargai satu sama lain, katanya.

dari berbagai sumber
Share:

Solidaritas pada pastor yang terbunuh, umat Islam Prancis ikuti misa Katolik

Seorang paderi Katolik menyambut umat Islam yang ikut kebaktian soidaritas bagi Romo Hamel.
Romo Jacques Hamel tewas di gerejanya di Saint-Etienne-du-Rouvray dekat Rouen oleh dua orang yang telah berikrar setia pada kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
Penyerang membunuh sang paderi dengan menggorok lehernya dalam kejahatan paling absurd di Prancis.
Dewan Muslim Perancis, CFCM, menyerukan umat Islam untuk menunjukkan 'solidaritas dan kasih sayang' menyusul pembunuhan itu.
"Kita semua adalah umat Katolik Perancis," kata Anouar Kbibech, ketua Dewan Muslim Prancis, dalam ungkapan solidaritasnya.

Misa diadakan di Rouen serta di Katedral Notre Dame di Paris.
"Kami sangat tersentuh," Uskup Agung Rouen, Dominique Lebrun, mengatakan BFMTV.
"Ini merupakan isyarat persaudaraan yang penting. Mereka mengatakan kepada kami, dan saya pikir mereka tulus, bahwa bukanlah Islam yang membunuh Jacques Hamel."

Sekitar 2000 orang mengikuti misa di Katedral Rouen.


"Bagi saya, sangatlah penting untuk berada di sini hari ini," kata Mohammed Karabila, Presiden Saint-Etienne-du-Rouvray Masjid, yang datang di misa di Rouen.
"(Solidaritas) ini harus ditunjukkan secara fisik, karena sampai saat ini masyarakat Muslim banyak melakukan hal yang tidak terlihat.

"Hari ini kita ingin menunjukkan secara fisik, dengan mencium keluarga Jacques Hamel, dengan mencium Yang Mulia (Uskup Agung) Lebrun di depan semua orang, sehingga mereka tahu bahwa dua komunitas (Islam dan Kristen/Katolik) ini bersatu."
Sekitar 50 Muslim bergabung dengan 350 umat Katolik dalam kebaktian di gereja kedua di Saint-Etienne-du-Rouvray, Sabtu malam.

Imam Sami Salem dan Imam Mohammed ben Mohammed berdiri di depan mimbar menjelang misa di Roma.


Sebuah kebaktian juga diadakan di gereja Saint-Pierre-de-l'Ariane di daerah Nice yang mayoritasnya imigran. Sebelumnya pada bulan Juli, 84 orang tewas dalam serangan yang terinspirasi kelompok ISIS di Nice, ketika sebuah truk sengaja diarahkan untuk menggilas kerumunan yang merayakan Bastille Day.
Umat Islam di Italia menghadiri pula misa pada hari Minggu. Tiga imam duduk di barisan depan di gereja Santa Maria Trastevere di Roma.

"Masjid bukan tempat di mana fanatik menjadi radikal," kata Mohammed ben Mohammed, anggota Uni Komunitas Islam di Italia. "Masjid harus melakukan apa yang menjadi kebalikan dari terorisme: menyebar perdamaian dan dialog."

Dalam serangan Selasa lalu, Adel Kermiche dan Abdel Malik Petitjean menggorok tenggorokan Romo Hamel, 86, dan menyandera sejumlah jemaat gereja. Mereka kemudian ditembak mati oleh polisi di pelataran gereja.

sumber
Share: