🎁 Spesial buat pengunjung Idblogpacker, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Negeri Di Atas Awan Pegunungan Mandiangin Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Seperti postingan saya sebelumnya yang membahas mengenai Benteng belanda di puncak pegunungan mandiangin yang berada di kawasan Tahura Sultan Adam Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Spot yang tak boleh  di lewatkan adalah  pemandangan awannya saat pagi hari. Suasana awan di pagi hari tidak kalah bagus seperti  pemandangan-pemandangan lainnya yang banyak terdapat di pulau jawa seperti Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Suroloyo atau yang lainnya.
😊

Share:

Benteng belanda puncak pegunungan mandi angin TAHURA Sultan Adam Banjarbaru

Kabupaten banjar,  Martapura selain terkenal dengan kota intan nya, banyak juga wisata yang  wajib dikunjungi salah satunya Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam Mandiangin .Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam tak hanya kaya dengan ragam flora dan fauna. Namun di dalam kawasan tersebut juga banyak terdapat lokasi wisata.  air terjun, perbukitan yang hijau hingga pemandian kolam belanda dan diatas puncak terdapat peninggalan Benteng Belanda.

Share:

Jangan Gengsi Atau Malu Jadi Anak Petani

Jangan malu jikalaupun di pandang orng nampak sederhana, malulah dikala kita pura pura kaya, dan juga jangan hingga melaksanakan hidup dengan senantiasa memandang “ke atas”, tetapi coba untk memandang kebawah. jadi apabila perihal semacam itu kalian kerjakan, nikmat hidup itu hendak tambah lebih terasa indah walaupun kalian tiba dari keluarga yang simpel. mereka yang bergaya dengan harta orangtua tidaklah satu banggaan, mereka yang miliki gadget mahal dengan harta orangtua merupakan seorang yang lemah. apabila kalian mengerti. kalian paham, nikmat kehidupan bukan dilandasi oleh harta yang melimpah. tetapi kerasa sukur, jauh lebih berharga dari perihal kecil itu.


Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 12

Diatas puncak Mahameru, kami bertiga masih sempat menyaksikan beberapa kali ledakan spektakuler kawah Jonggring Saloko, yang menggelegar dahsyat memuntahkan material pasir dan kerikil serta awan panas keudara dengan bunyinya wuooooosstt.... sampai memekakkan telinga, mengeluarkan asap putih kehitaman membumbung tinggi ke udara dan tajuh kembali gemerusuk kebawah.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 9

Senja temaram hari mulai gelap merayap digantikan malam, makan malam kami merebus kentang sebagai menu makan dan roti, minumnya kami membuat susu dan kopi untuk penghangat badan.

Angin masih terus berhembus semakin kencang tanpa henti menerpa pohon cemara, dedaunan dan semak belukar menimbulkan bunyian suara siutan berkepanjangan. Dinginnya udara dikaki gunung rasanya membuat tubuh membeku, kami bertiga berlindung dibawah brak seng yang sudah usang.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 7

Pagi itu kulihat teman2 sudah memasak air untuk membuat kopi dan sarapan pagi, roti dan susu menjadi menu santapan kami.

Udara dipagi itu masih terasa dingin dan sejuk, kupandangkan tatapan mataku ke danau dan kearah pohon tumbang dimana semalam sosok wanita itu duduk disana.
Angin berhembus pelan dari lereng2 bukit menerpa padang sabana rumput dan ilalang, menggoyangkan dedaunan dan pohon cemara, memudarkan kabut tipis yang melayab basah.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 6

Pandangannya menatap kosong kearah tengah danau.
Merinding bulu kudukku melihat pemandangan itu, sesaat aku terpaku ditempatku berdiri menatap sosok wanita berambut panjang sedang duduk dipohon tumbang dengan nyanyian menyayat hati.
Aku tak tahu nyanyian/tembang apa yang di senandungkan itu, syairnya sulit kupahami dan terasa asing ditelingaku. Tapi nadanya terasa ada kesedihan dibait lagu yang dinyanyikan itu.

Share:

KILAS BALIK JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 5

Tiga hari sebelum keberangkatan kami rencana mendaki Semeru,
saya bilang dan sekaligus minta ijin ke ibu saya yang sekarang sudah (almarhum).
Betapa terkejut beliau mendengar niat saya yang mau mendaki Semeru, karena disamping waktu itu saya masih remaja dan baru berumur enam belas tahun dan belum pernah ke Semeru apalagi mendaki gunung....' beliau tahunya saya hanya ijin camping.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 4

Senja temaram sore menjelang malam udara terasa makin dingin, kabut putih yang melayab basah dihalaman pondok yang mempunyai tiga kamar itu dan seperangkat meja kursi kayu bercat biru muda, sesekali kabut datang berpendar dan pudar.
Sepi sekali suasana desa Ranupani yang diselimuti kabut yang datangnya dari lereng2 bukit mengurung desa, hingga datangnya malam semakin sunyi.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 3

Setelah cukup beristirahat sambil menikmati pemandangan alam gunung Bromo yang termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, kami bertiga melanjutkan perjalanan lagi menuju Ranupani.

Medan jalur ke Ranupani waktu itu masih merupakan tanah makadam sama dengan selepas desa Ngadas, Jemplang dan Bantengan. Menjelang sore tibalah kami di desa Ranupani.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 2

Sekian jam kami terus berjalan, jalur makadam dan berbatu kami lalui, medan semakin menanjak landai, sesekali kami beristirahat dan berhenti untuk mengatur nafas yang tersengal berat. Menarik nafas dalam2 mengisi ruang kosong paru2 dengan udara oksigen murni dan menghembuskan pelahan, setiap beberapa langkah saya lakukan sambil terus berjalan.
Menjelang siang hari nampak desa Ngadas diatas sana dengan beberapa rumah penduduk di atas bukit dan dipinggir jalan utama.

Share:

JALUR PURBA SEMERU & JEJAK MASA LALU Episode 1

Artikel ini adalah artikel yang saya ambil dari facebook Wong Alas yang saya arsipkan di blog sebagai arsip saya dan sebagai motivasi saya. Hak cipta ada pada Wong Alas, silahkan tanyakan lebih lanjut jika ada pertanyaan. Terima Kasih


Masih sangat jelas dalam ingatan 40 Tahun lalu untuk pertama kalinya menempuh perjalanan panjang ke Semeru.
Berbekal sedikit info tentang desa Gubug Klakah, Ngadas, Ranu Pani dan Semeru, kami sama sekali tidak pernah kesana apalagi melintasinya.

Share:

LCD rusak dikira tulisan China, komentar-komentar netizen ini bikin geleng-geleng kepala. Bagaimana pendapatmu??

Postingan Salman Elmer
Pernahkah kamu melihat LCD berisikan informasi di tempat-tempat umum seperti bandara, stasiun, atau terminal. Namun, apa jadinya bila LCD yang terpasang malah membuat heboh masyarakat karena tulisan yang ditampilkan?

Baru-baru ini, sebuah foto  papan petunjuk di salah satu stasiun di Jakarta ramai diperbincangkan netizen. Pasalnya tulisan yang tertera di LCD bukannya berbahasa Indonesia ataupun Inggris melainkan mirip aksara China.

Postingan Salman Elmer


Postingan tersebut sontak mendapat respon yang beragam. Mereka ramai membuat analisis serta menarik kesimpulan berdasarkan foto tersebut. Berikut beberapa contoh komentar yang muncul akibat foto yang diunggah pada minggu kemarin.

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

komentar netizen

Konfirmasi pihak comuter line

Konfirmasi pihak comuter line

Dan inilah jawaban dari akun Twitter resmi PT.KCJ yang melayani informasi mengenai KRL di Jabodetabek.

Konfirmasi pihak comuter line


Teknologi ibarat pedang bermata dua, yang pintar akan menggunakan nya untuk hal-hal yang positif, dan yang bodoh akan menggunakannya untuk menunjukan kebodohan mereka (parahnya di negeri ini banyak orang-orang bodoh yang suka dengan postingan-postingan bodoh) karena dilihat dari facebooknya salman elmer banyak postingan yang berisi tentang SARA.

Sekarang ini banyak orang-orang yang terlihat agamis menuntut untuk perubahan tapi disuruh merubah mindset diri sendiri ogah. Miris dgn pemikiran orang di negeri ini apalagi hal-hal sepele yang dikaitkan dengan #chinaphobia. hahaha

Bagaimana pendapat teman-teman?
Share:

Tanggapi Isu Islam Teroris, Paus Fransiskus: Islam bukan Agama yang ajarkan Kekerasan

Paus Fransiskus.
Aksi terorisme terus saja menggemparkan dunia yang beberapa diantaranya seperti yang terjadi di Perancis serta beberapa negara eropa lainnya.

Tindakan kekerasan yang sudah membunuh banyak korban jiwa tersebut sering dihubungkan dengan agama Islam.

Untuk menanggapi penilaian negatif mengenai Islam tersebut, salah satu pemimpin umat Katolik yang ada di dunia, Paus Fransiskus akhirnya turut angkat bicara.

Di dalam sebuah acara yang bertajuk Hari Kaum Muda Se-Dunia yang diadakan di Krakow, Polandia, Ia meminta untuk para kaum muda dapat berpikir secara jernih dan tak menunjuk salah satu ajaran agama sebagia biang dari kejahatan.

Menurutnya, sangat salah bila agama Islam dianggap sebagai agama yang mendukung kekerasan. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa semua agama yang ada di dunia tak ada yang mengajarkan kekerasan seperti itu.

“Saya pikir tidak benar untuk mengkaitkan agama Islam dengan kekerasan,” tegas Paus Fransiskus

“Pemikiran seperti itu salah dan tidak benar,” tambahnya.

Ia selalu menegaskan bahwa agama Islam jauh dari kekerasan dan isu soal Islam adalah agama teroris sangatlah tidak dibenarkan.

“Saya pikir hampir semua agama memiliki kelompok-kelompok kecil yang berpandangan fundamental. Jika saya berbicara soal kekerasan Islam, maka saya harus berbicara soal kekerasan Katolik. Tidak semua muslim itu suka kekerasan,” tutupnya.

sumber:okterus.com
Share:

Suami Sakit, Srianah dan 3 Anaknya Jalan Kaki Belasan Kilometer Jualan Kue Keliling

Ibu Srianah bersama tiga buah hatinya saat menjajakan kue di Taman Merbabu, Malang
Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tiap malam, Srianah berkeliling menjual kue di jalanan Kota Malang. Dia selalu diikuti ketiga anaknya, Tri Sutrisno (11), Kurnia Putri (9), dan adiknya Dwi Astuti (7). Sebetulnya, ada satu lagi putra Srianah yang sudah beranjak remaja. Tapi tidak ikut berjualan karena harus menjaga sang bapak di rumah.

Kehidupan Ibu Srianah (41) berubah berat ketika suaminya yang pengayuh becak & pekerja serabutan sakit stroke sekitar 4 tahun lalu. Kini setelah suaminya tak bisa bekerja, Srianah yang jadi tulang punggung keluarga.

Rute jualan bisa dibilang cukup lumayan jauh, namun, Srianah dan ketiga anaknya terlihat tegar. Sudah hampir dua tahun, wanita beralamat di Jalan Muharto Gang VI, Nomor 13, RT13/RW07, Kota Malang, itu berjualan kue. Semua dijalani setelah suaminya, Suwarno, terkena stroke sejak empat tahun belakangan ini.

Bermacam kue seperti roti goreng, aneka kue basah, dan minuman kemasan gelas, dibawa Srianah selama berjualan. Mulai ba’da isya, dia berjalan kaki dari tempat tinggalnya menyusuri jalanan protokol Kota Malang, yakni kawasan Pasar Besar, Alun-Alun, Kayutangan, Jalan Semeru, Bromo, hingga Taman Kunang-Kunang terletak di Jalan Jakarta.

Ibu Srianah bersama tiga buah hatinya


Jika diukur perjalanan itu menempuh sekitar 15 kilometer dalam satu kali jalan. Saat dini hari, Srianah baru memutuskan pulang.

Srianah yang mendorong gerobak diikuti ketiga anaknya sesekali bersuara menjajakan kuenya. “Roti goreng,” teriak Srianah.

Seperti dilansir detik.com yang bertemu dengan Srianah menjelang tengah malam, Jumat (22/07). Saat itu Srianah bersama ketiga anaknya mangkal di kawasan Jalan Ijen.

Srianah mengaku tidak menyuruh ketiga anaknya ikut berjualan. Karena dia tahu, pagi anak-anaknya harus bersekolah di SD Negeri Kidul Dalem 2.

“Mereka ikut sendiri. Kalau saya mau berangkat, mereka sudah siap-siap. Mereka tetap ngotot (ikut),” ucap Srianah dikutip detik.com.

Apakah anaknya tidak capek ikut berjualan? Srianah mengatakan, meski capek, selama ini anaknya tidak pernah kapok ikut berjualan. Sebab, mereka merasa lebih bebas bermain sambil mendampingi ibunya.

Pernah juga ada satu anaknya yang tidak kuat berjalan. Maka, Srianah memasukkan anaknya itu ke dalam rombong.

Ibu Srianah bersama tiga buah hatinya

Srianah tidak memungkiri keadaan ekonomi merampas kebahagiaan masa kecil anak-anaknya. “Saya tahu, mereka semestinya jam segini tidur. Tetapi saya heran, mereka lebih senang mendampingi saya berjualan,” kata Srianah seraya memeluk kedua putrinya.

Selama berjualan, ada beberapa titik mangkal Srianah. Dia menyempatkan berhenti agar ketiga anak-anaknya bisa melepas lelah sembari bermain. “Kalau ada yang capek, saya suruh tidur di dalam gerobak,” akunya.

Malam itu dingin menyergap. Namun sepertinya tidak terasa bagi Srianah. “Mereka hiburan dan semangat saya,” tutup Srianah sambil memandang anak-anaknya.

sumber: detik, jawapos, keprinet.com
Share:

Vihara dibakar, Pendirinya ucapkan Terima Kasih pada Warga Muslim yang Membakar

Sebanyak 6 vihara dan klenteng dibakar massa
Peristiwa yang sangat tragis telah terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Adapun faktor kerusuhan yang terjadi itu adalah karena salah satu warga yang keturunan Tionghoa meminta untuk bisa mengecilkan volume dari mikrofon masjid.

Ia menganggap bahwa dulu suaranya tak terlalu keras seperti sekarang ini. Namun, mungkin karena permintaan dari wanita etnis Cina tersebut dinilai terlalu kasar, perbuatannya itu tak diterima oleh para umat muslim di sana.

Pemilik Klenteng

para warga muslim pun langsung marah dan meluapkan emosinya tersebut dengan cara merusak serta membakar beberapa kelenteng di sekitar wilayah tersebut.

Adapun berikut adalah kutipan pernyatan dari pemilik tempat ibadah tersebut:

Sejak muda mama membangun satu vihara di tanjung balai namanya vihara Tri Ratna, dari tempat ibadah yang kecil menjadi tempat ibadah yang megah, tadi malam vihara itu di bakar hancur oleh umat agama lain,
Pagi ini saya telepon mama karena beliau pasti sangat sedih sekali,
Dan kaget akan jawaban nya.
“Kita harus berterima kasih kepada orang yang membakar, karena tempat itu sekarang menjadi ladang untuk menanam karma baik yang sangat luar biasa bagi siapapun yang akan membangun kembali vihara itu, sayang mama sudah terlalu tua…”
“Mama nga sedih? Nga marah?”
“sila pertama dari agama budha adalah metta : cinta kasih, masak kamu lupa? Orang yang membakar akan terima karma nya itu urusan alam ini, kalau kita marah, membenci apalagi membalas dengan membakar tempat ibadah orang lain ya jadinya kita yang membuat karma buruk… “
“iya mama .. Dan akupun lega”

Pemuka umat Buddha Kota Tanjungbalai, Leo Lopulisa menyatakan, pihaknya tidak membenci dan menyalahkan siapapun, terkait aksi yang berujung pembakaran dan perusakan beberapa vihara serta kelenteng, di daerah tersebut.

"Kami tidak membenci atau menyalahkan siapa pun dalam peristiwa ini. Biarlah polisi yang mengusut kasus itu," ujarnya.

Menurut dia, kejadian yang menimpa tempat ibadah umat Buddha dan Konghuchu pada 30 Juli dini hari bisa saja adalah aksi spontanitas dan tidak terencana.

"Ini hanya luka luar yang akan membuat kita makin dewasa, semakin kuat dalam menghadapi hidup beragama dan toleran dalam bermasyarakat."

Banyak pihak yang menunjukkan rasa peduli, prihatin dan solidaritas atas kejadian itu, menunjukkan bahwa semua menginginkan kehidupan yang rukun dan saling menghargai satu sama lain, katanya.

dari berbagai sumber
Share:

Solidaritas pada pastor yang terbunuh, umat Islam Prancis ikuti misa Katolik

Seorang paderi Katolik menyambut umat Islam yang ikut kebaktian soidaritas bagi Romo Hamel.
Romo Jacques Hamel tewas di gerejanya di Saint-Etienne-du-Rouvray dekat Rouen oleh dua orang yang telah berikrar setia pada kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
Penyerang membunuh sang paderi dengan menggorok lehernya dalam kejahatan paling absurd di Prancis.
Dewan Muslim Perancis, CFCM, menyerukan umat Islam untuk menunjukkan 'solidaritas dan kasih sayang' menyusul pembunuhan itu.
"Kita semua adalah umat Katolik Perancis," kata Anouar Kbibech, ketua Dewan Muslim Prancis, dalam ungkapan solidaritasnya.

Misa diadakan di Rouen serta di Katedral Notre Dame di Paris.
"Kami sangat tersentuh," Uskup Agung Rouen, Dominique Lebrun, mengatakan BFMTV.
"Ini merupakan isyarat persaudaraan yang penting. Mereka mengatakan kepada kami, dan saya pikir mereka tulus, bahwa bukanlah Islam yang membunuh Jacques Hamel."

Sekitar 2000 orang mengikuti misa di Katedral Rouen.


"Bagi saya, sangatlah penting untuk berada di sini hari ini," kata Mohammed Karabila, Presiden Saint-Etienne-du-Rouvray Masjid, yang datang di misa di Rouen.
"(Solidaritas) ini harus ditunjukkan secara fisik, karena sampai saat ini masyarakat Muslim banyak melakukan hal yang tidak terlihat.

"Hari ini kita ingin menunjukkan secara fisik, dengan mencium keluarga Jacques Hamel, dengan mencium Yang Mulia (Uskup Agung) Lebrun di depan semua orang, sehingga mereka tahu bahwa dua komunitas (Islam dan Kristen/Katolik) ini bersatu."
Sekitar 50 Muslim bergabung dengan 350 umat Katolik dalam kebaktian di gereja kedua di Saint-Etienne-du-Rouvray, Sabtu malam.

Imam Sami Salem dan Imam Mohammed ben Mohammed berdiri di depan mimbar menjelang misa di Roma.


Sebuah kebaktian juga diadakan di gereja Saint-Pierre-de-l'Ariane di daerah Nice yang mayoritasnya imigran. Sebelumnya pada bulan Juli, 84 orang tewas dalam serangan yang terinspirasi kelompok ISIS di Nice, ketika sebuah truk sengaja diarahkan untuk menggilas kerumunan yang merayakan Bastille Day.
Umat Islam di Italia menghadiri pula misa pada hari Minggu. Tiga imam duduk di barisan depan di gereja Santa Maria Trastevere di Roma.

"Masjid bukan tempat di mana fanatik menjadi radikal," kata Mohammed ben Mohammed, anggota Uni Komunitas Islam di Italia. "Masjid harus melakukan apa yang menjadi kebalikan dari terorisme: menyebar perdamaian dan dialog."

Dalam serangan Selasa lalu, Adel Kermiche dan Abdel Malik Petitjean menggorok tenggorokan Romo Hamel, 86, dan menyandera sejumlah jemaat gereja. Mereka kemudian ditembak mati oleh polisi di pelataran gereja.

sumber
Share:

Ulat Tempe

Manipulasi tubuh
Biasa di desa nyebutnya " Uler Tempe " entah darimana asal nama tempe itu tetapi ulat ini banyak memakan korban tangan yang menyentuhnya, sebenarnya ulat ini tidak membuat gatal di seluruh badannya jika di sentuh, senjata utamanya ada pada kepalanya yang terdapat bulu berwarna hitam jika di sentuh maka ulat ini akan menggeliat mengolles-ngoleskan kepalanya ke calon korbannya, dan lumayan jika terkena tangan bisa bengkak dan terasa panas. Biasanya terdapat di batang-batang kayu atau di batang ketela dg menyamar sesuai warna kayu yang ditempatinya.









Berikut beberapa fotonya:

reaksi setelah disentuh

senjata utama

senjata utama

Share:

Pulau Tanjung Kunyit, secuil "surga" dari Kalimantan Selatan

Pastinya jika di kalimantan selatan banyak yang sudah tau pulau cantik yang indah dengan selimut pasir putihnya dan terumbu karangnya yang katanya indah, tapi sayang untuk ke pulau samber gelap harus merogoh kocek yang lumayan besar, dan saya pun berpikir dua kali untuk merencanakan pergi kesana maklum pengennya cari yang dengan budget ringan2 saja.. :D

Setelah tanya sana tanya sini, cari informasi di internet saya dapatkan informasi tentang sebuah pulau kecil yang cukup bagus dengan mercusuar di atasnya yang kita bisa melihat pemandangan di sekelilingnya, ada pula pasir putihnya, namanya pulau tanjung kunyit. Saya pun memastikan estimasi terlama untuk datang kesana dan ternyata masih bisa di jangkau dan budgetnya pun cukup, akhirnya saya putuskan untuk mencari pasir putih disana karena selama saya di kalimantan selatan tepatnya di batulicin, saya belum pernah menjumpai pasir putih di sekitar sini.

Dengan sepeda motor saya tempuh perjalanan dari batulicin dengan menyebrang ke pelabuhan tanjung serdang kota baru melalui dermaga ferry dengan budget kapal 25 ribu sekali nyebrang, dari tanjung serdang saya mengikuti jalan keluar hingga menemui pertigaan, jika ke kiri menuju kotabaru dengan jarak tempuh 40 km dan jika ke kanan menuju ke lontar dengan jarak tempuh 70 km. Untuk menuju ke pulau tanjung kunyit saya mengikuti jalan yang menuju ke arah lontar dengan waktu tempuh 2.5 jam dengan jalan yang lumayan bergeronjal dan saya sarankan untuk tidak lewat sana pada saat musim hujan. Sampai di pasar lontar sekitar 2 km ada pertigaan menuju ke teluk tamiang dan pulau tanjung kunyit dengan mengambil jalan yang belok ke kiri di pertigaan tersebut, bensin 3 liter saya lihat baru berkurang 2 liter. Masuk ke dalam dan akhirnya menemui laut hingga tidak ada jalan lagi. Dari situ saya menyewa kapal nelayan dengan budget 50ribu sekali jalan, jangan mau kalau di tawari 200ribu PP karena di pulau sana aada kebijakan lain yang nantinya saat kembali akan diantar orang sana untuk menghindari jika di tinggal oleh orang yang mengantar katanya 200ribu PP tadi. Sampai di pulau nanti akan di antar anak-anak disana untuk menuju ke puncak bukit yang terdapat mercusuar dengan perjalanan kurang lebih satu jam. Setelah puas bermain di sana dengan segala keindahannya, saat kembali harus di antar dengan menggunakan perahu yang ada disana dengan budget 50ribu hingga sampai di dermaga tempat kita parkir sepedaa motor tadi, dan karena waktu sudah semakin sore saya pun kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang.

perjalanan menuju tanjung kunyit


Pulau Tanjung Kunyit sendiri adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Pulau Laut Barat, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. dikelilingi teluk dan laut lepas yang sebagian mempunyai terumbu karang yang begitu menarik untuk dijadikan wisata bawah laut seperti snorkling dan diving, melihat gugusan terumbu karang dan ikan ikan hias yang begitu menggoda untuk menangkap ikannya.

Suku didesa Tanjung Kunyit adalah Mandar dan Bugis, Mata pencaharian mereka sebagai nelayan sedangkan ada sebagian berkebun di lereng bukit seperti kacang kacangan dan singkong.Kehidupan disini serba kekurangan Desa belum mempunyai sekolah SMP, hanya SD yang ada di desa itupun kurang memadai, ada beberapa orang tua terpaksa melanjutkan sekoah anaknya ke desa teluk tamiang yang bila ditempuh menggunakan sampan sekitar setengah jam itu pun bila gelombang bersahabat tapi saya salut dengan perjuangan menuntut ilmu yang  begitu beratnya perjuangan sampai ke sekolahnya.

Tidak jarang mereka harus memakai baju ganti dulu seragam sekolah, tas dan sepatu mereka bungkus di plastik agar tidak kebasahan saat di sampan. Sedih melihat Borneo ini begitu kaya akan alamnya tapi masih ada saja kehidupan diujung sana yang masih kekurangan. Setiap hari sekolah mereka mealakukan ritual bolak balik tanjung kunyit-teluk tamiang.

pemandangan dari mercusuar

hamparan pasir putih yang tertutup air laut yang tipis

narsis dulu.. hehehehe

iseng

sambil nahan panas

bersama anak-anak disana

anak-anak yang mengantar ke mercusuar

perjalanan menuju mercusuar

aktifitas warga disana yang mayoritas sebagai nelayan dan pembuat perahu

Sebelum pulang narsis di pantainya dulu

hamparan pasir putih kecil sayangnya laut masih tinggi untuk bisa jalan kaki menuju ke pulau kecil

dermaga untuk kembali ke teluk tamiang

perjalanan kembali

numpang orang biar dapat murah.. hehehe

Dermaga teluk tamiang
Hingga akhirnya sampai juga di pelabuhan batulicin tepat sesuai waktu yang sudah saya rencananyakan disambut matahari tenggelam, perjalanan yang sangat meyenangkan..

semangat bapak nahkoda

matahari mulai tenggelam perlahan-lahan.

View dari atas mercusuar Pulau Tanjung Kunyit



Share: